Abu 'Ali Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina atau lebih dikenal Ibnu Sina merupakan seorang Filsuf dan dokter. Ia lahir pada bulan Safar 370 H (980 M) di Afsyanah, Uzbekistan. Di dunia barat, ia dikenal dengan Avicenna dan dijuluki sebagai pangeran para dokter. Ia mempunyai saudara bernama Mahmud, yang dikenal sebagai Abul Harits. Ayahnya bernama Abdullah, yang berasal dari Balkh, dan menjabat sebagai Gubernur di tempat kelahirannya dan tak lama dipindahkan di Bukhara. Ayahnya menjadi pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaniah (819-1005). Lalu, ibunya bernama Satarah, yang berasal dari Desa Afsyanah, Afghanistan.
PEMIKIRAN FILSAFAT IBNU SINA
Metafisika : Ibnu Sina memiliki pandangan metafisika yang kuat. Salah satu konsep sentral dalam pemikirannya dalah konsep tentang eksistensi dan esensi. Ia mengembangkan gagasan bahwa eksistensi adalah fitrah (kemampuan dasar) dari suatu entitas, dan esensi adalah "mengapa" atau "apa" dari suatu entitas. Hal ini memengaruhi pemikiran filosofis selanjutnya tentang hakikat eksistensi.
Filsafat Al Nafs : Â Ibnu Sina membedakan antara jiwa manusia individual (nafs) dengan jiwa universal (al-nafs al-kulliyyah) yang menghubungkan manusia dengan keberadaan mutlak. Menurut Ibnu Sina, manusia tersusun dari dua unsur yaitu tubuh dan jiwa.
KARYA FILSAFAT IBNU SINA
Ibnu Sina menjadi seorang cendekiawan serbaguna yang menghasilkan karya-karya penting dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Kitab al-Qanun fii at-Tib (Canon of Medicine), sebuah ensiklopedia medis yang memengaruhi kedokteran selama berabad-abad di Timur dan Barat. Selain itu, Ibnu Sina juga menulis karya filsafat penting seperti Kitab as-Syifa (The Book of Healing) dan Kitab an-Najat (The Book of Deliverance).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI