Bagaimana?
Bantu saya,
Beberapa hari yang lalu dunia merayakan #WorldSuicidePreventionDay atau hari pencegahan bunuh diri. Apa yang bisa saya berikan untuk ikut memperingatinya.
Awalnya saya takut untuk berbicara mengenai hal-hal semacam : depresi, sakit mental atau sampai ngomongin bunuh diri. Because right now, I'm struggling to get away from it.
Pada akun twitter saya @ginanelwan, awalnya saya mulai memberanikan diri untuk berbicara dari perspektif orang yang sedang berjuang dari depresi dan atau rasa kepengen bunuh diri.
Saya membagikan sebuah utasan secara singkat, yang akhirnya mendukung #WorldSuicidePreventionDay tersebut.
Cerita tentang Ibu
Membagikan cerita yang saya alami, tentulah tidak mudah. Apalagi dengan orang seperti saya, yang sebenarnya memiliki sisi introvert jika ada masalah dan terjebak trauma.
Kecenderungan saya untuk tidak ingin berbagi hal-hal yang menurut saya sedih, membuat saya tenggelam dalam rasa kesepian dan kekosongan berlarut-larut beberapa tahun belakangan ini.
Puncaknya adalah pada tahun 2014, disaat saya ditinggal pergi oleh ibu.
Seorang anak perempuan, menjadikan ibu mereka teman dalam berbagi banyak hal. Ibu diberikan tempat yang khusus bagi seorang anak, mau itu anak laki-laki atau anak perempuan.