Mohon tunggu...
Bianca Darlane
Bianca Darlane Mohon Tunggu... Editor - E

E

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan Virus dalam Pengobatan Penyakit Kanker

1 Februari 2024   12:07 Diperbarui: 1 Februari 2024   18:18 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Mekanisme Vektor Viral dalam Terapi Gen  Sumber: https://medlineplus.gov/genetics/understanding/therapy/procedures/

Umumnya, orang beranggapan bahwa virus adalah sesuatu yang selalu merugikan bagi kesehatan manusia. Padahal, fungsi virus tidak sekadar sebagai pembawa malapetaka kepada jaringan tubuh inangnya. Jika diaplikasikan dengan cara yang benar, virus dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kronis, seperti kanker, penyakit jantung, hemofilia, diabetes, dan AIDS. Salah satu aplikasi virus dalam bidang kesehatan adalah terapi gen, yaitu suatu teknik yang melibatkan penggantian kode genetik pada DNA untuk memulihkan fungsi sel dalam tubuh manusia, guna mengobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik. Seiring berjalannya waktu, peran virus semakin menonjol di dalam bidang medis, terutama sebagai salah satu metode pengobatan penyakit kanker masa kini.

Virus merupakan vektor ideal untuk terapi gen, karena memiliki sifat-sifat yang memungkinkannya dengan mudah mentransfer materi genetik ke dalam sebuah sel. Pada prinsipnya, terapi gen bekerja dengan cara menonaktifkan atau menggantikan gen penyebab penyakit dengan gen yang sehat. Di sini, peran vektor adalah memanfaatkan membran virus, yang juga dikenal sebagai kapsid, untuk membantu mengangkut gen fungsional ke sel target. Keunggulan virus adalah kemampuannya mengenali sel-sel tertentu dimana materi genetik akan dimasukkan. Selain itu, virus merupakan kendaraan penghantar gen yang sangat efisien dalam mengirimkan asam nukleat dan menghindari mekanisme pertahanan imun oleh inang. Adapun vektor virus yang bersifat onkologis dan mempunyai gen yang berekspresi anti-tumor dan imunostimulan, sehingga sangat efektif dalam melibatkan sistem imun untuk melawan sel-sel kanker dalam tubuh manusia (Lin, 2023). Sifat-sifat inilah yang menjadikan virus sebagai vektor yang paling tepat digunakan untuk mengobati penyakit kanker.

Di antara vektor-vektor yang sudah ada, vektor adenoviral telah menjadi pilihan yang paling populer untuk terapi gen dalam pengobatan penyakit kanker. Berdasarkan hasil uji klinis terapi berbasis gen, vektor Adeno-Associated Virus (AAV) mempunyai profil keamanan yang sangat baik. Imunogenisitas (kemampuan virus memicu respons dari sistem imun) dan risiko genotoksisitas (kerusakan materi genetik) pada vektor ini ditemukan relatif rendah, sehingga menurunkan risiko efek samping yang terkait dengan penggunaan virus tersebut sebagai vektor. Selain itu, vektor ini bersifat tidak terintegrasi, yang berarti materi genetik yang dibawanya ke dalam sel tidak langsung bergabung dengan genom sel, sehingga efek samping tidak bersifat permanen. Oleh karena itu, vektor AAV dianggap sebagai pilihan yang paling cocok untuk terapi gen.

Namun, penggunaan vektor virus dapat menimbulkan efek samping dengan konsekuensi jangka panjang pada tubuh manusia. Dilansir dari Mayoclinic.com, masuknya vektor virus ke dalam tubuh dapat memicu peradangan pada jaringan tubuh sehingga menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh yang tidak mempunyai sel kanker. Tidak hanya itu, kesalahan dalam menempatkan materi genetik pada DNA dapat memicu pembentukan tumor dan justru meningkatkan risiko penyakit kanker.

Meskipun penggunaan vektor viral dalam terapi gen tetap belum dapat dilaksanakan secara sempurna, ada beberapa kemajuan yang telah membuat teknik lebih aman. Dilansir dari Genengnews.com, hingga saat ini sudah ada dua macam terapi gen berbasis AAV yang diverifikasi oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai metode yang aman untuk digunakan. Pada saat ini, sudah ada berbagai strategi yang berhasil digunakan dalam proses rekayasa kapsid vektor untuk meningkatkan profil keamanan. Menurut Frontiersin.org, strategi-strategi seperti evolusi terarah, desain rasional, dan desain terpandu komputer, dapat mendorong imunogenisitas, menghindari aktivasi onkogen, dan meningkatkan ketepatan vektor dalam memodifikasi materi genetik pada DNA sel. Selain itu, ada ditemukan beberapa virus lain yang dapat dijadikan vektor yang aman untuk pengobatan kanker, di antaranya T-Vec untuk penyakit melanoma, Gendicine untuk kanker kepala dan dan leher, dan Kymriah untuk leukemia limfoblastik akut.

Kanker merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati. Dengan bertambahnya pengetahuan dan kemajuan dalam teknologi terapi gen, diharapkan kanker tidak lagi menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Penerapan virus dalam terapi gen dapat merevolusikan lanskap terapi kanker dan memajukan metode pengobatan kanker menjadi lebih efektif lagi. Maka dari itu, potensi IPTEK ini seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin demi meningkatkan kesejahteraan pasien kanker dan kesehatan manusia secara keseluruhan.

Artikel ini disusun oleh Bianca Darlane

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun