Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Anda Merasa Sudah Jadi Orang Baik?

10 Januari 2015   05:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:26 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14208179751092545713

[caption id="attachment_389724" align="aligncenter" width="480" caption="Ilustrasi: Mengulurkan tangan. (Sumber foto: tinybuddha.com)"][/caption]

Rata-rata orang yang saya temui merasa dirinya adalah orang baik. Baik dalam arti secara moral, agamis, maupun hukum. Tetapi, “merasa” saja tidak cukup. Baik adalah sebuah paduan dari prinsip kuat, keyakinan mantap, cita-cita baja, tekad pekat, dan aksi nyata.

Tontonlah film Captain America: The First Avenger (2011). Lihatlah bagaimana Dr. Abraham Erskine memilih Steve Rogers sebagai kandidat “prajurit super”. Bukan karena kekuatan fisik, bukan karena kehebatan intelektual, tetapi karena “hati yang baik” ditambah “kecerdikan”.

“Hati yang baik” teruji dalam situasi darurat, mendesak, dan luar biasa. Ia akan mengorbankan dirinya sendiri demi orang banyak dan orang lain, bilamana diperlukan. Tetapi bukan lantas jadi konyol, melainkan dengan berhitung matang. Orang macam ini akan terlihat di situasi tsunami, banjir, kebakaran, bom meledak, dan terutama, perang. Mereka mengerjakan tugas di luar kewajibannya. Jadi, mereka justru bukan anggota tim penolong terlatih, tetapi yang pertama menolong karena berada di lokasi pertama kali.

Sebagai contoh, bila ada kecelakaan lalu-lintas, orang ini akan menepikan kendaraan yang dikemudikannya dan ikut membantu korban. Bukan sekedar menonton apalagi memotret dan mengunggahnya di social media. Apabila di kantor atasan kewalahan dengan beban pekerjaannya, ia akan menawarkan bantuan dengan sukarela. Di lingkungan rumah ia terlibat dalam setiap acara yang diadakan tetangga, membantu sesuai kemampuannya.

Intinya: ia mau mengulurkan tangan membantu sesama. Tanpa pamrih.

Sebenarnya, itulah kriteria paling dasar dan mendalam dari “pahlawan”. Karena kata “pahlawan” sebenarnya berarti orang yang berpahala. Dan bukankah hanya itu yang diharapkan orang baik? Bukan gaji, bukan imbalan, bukan hadiah, bukan apa pun di dunia. Tetapi “upah yang besar di surga”.

Semoga kita bisa menjadi “orang baik” yang sebenarnya. Menjadi “pahlawan” dari dalam diri kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun