Di era digital yang serba cepat dan terkoneksi, mahasiswa dituntut untuk mampu menguasai teknologi. Hampir semua aktivitas akademik dari mencari referensi, mengerjakan tugas, mengikuti kuliah daring, hingga presentasi melibatkan penggunaan perangkat dan aplikasi digital.Â
Namun, kecakapan teknologi saja ternyata belum cukup. Mahasiswa masa kini juga perlu membekali diri dengan keterampilan lunak atau soft skill yang tak kalah penting dalam membentuk karakter, memperluas wawasan, dan menghadapi tantangan dunia kerja ke depan.
Salah satu soft skill yang wajib dimiliki mahasiswa adalah kemampuan komunikasi yang efektif. Tidak cukup hanya pintar secara akademis, mahasiswa juga harus mampu menyampaikan ide dan pendapat dengan jelas, baik secara lisan maupun tulisan.Â
Di tengah dunia yang dipenuhi oleh komunikasi daring seperti email, chat, dan video call, kemampuan berkomunikasi menjadi penentu keberhasilan dalam kerja tim, organisasi, maupun presentasi di kelas.Â
Mahasiswa yang tidak mampu mengkomunikasikan pikirannya dengan baik akan kesulitan menjalin kerja sama, membangun relasi, bahkan menyelesaikan konflik secara bijaksana.
Selain itu, manajemen waktu juga menjadi keterampilan penting yang sering terabaikan. Dengan banyaknya aktivitas yang harus dijalani kuliah, tugas, organisasi, hingga pekerjaan paruh waktu mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur waktu secara efektif.
Melek teknologi tanpa manajemen waktu yang baik bisa menjadi bumerang waktu habis untuk hal-hal tidak penting seperti media sosial, game, atau hiburan digital, sementara tugas-tugas kampus terbengkalai.Â
Mahasiswa yang sukses biasanya adalah mereka yang disiplin dalam membagi waktu, tahu kapan harus fokus, dan kapan harus istirahat.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif pun sangat dibutuhkan di tengah banjir informasi yang kita hadapi setiap hari. Teknologi memang memberikan akses mudah terhadap segala informasi, tetapi tanpa kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan memilah kebenaran, mahasiswa bisa tersesat dalam arus hoaks atau data yang menyesatkan.Â
Berpikir kreatif juga mendorong mahasiswa untuk mencari solusi baru, berinovasi, dan tidak hanya terpaku pada cara-cara lama dalam menyelesaikan masalah.