Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meja Kotak Itu Jadi Saksi

26 Mei 2018   12:01 Diperbarui: 26 Mei 2018   12:14 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Meja kotak kantin sebuah organisasi. Tidak ada istimewa dari meja itu, hanya sebuah meja kayu berbentuk kotak yang diapit dengan empat bangku kayu panjang di setiap sisinya. Namun, meja itu sejak tahun 2015 memiliki peran yang penting bagi beberapa orang yang secara rutin mengunjunginya. Kami biasanya berkumpul disana pada saat sarapan pagi dan makan siang, saling berbagi hal-hal apapun yang ada dipikiran kami masing-masing. 

Kadang, bangku yang ada disana tidak mampu menampung kami semua, sampai-sampai sudah lebih dari tiga kali bangku itu patah karena tak mampu menahan beban kami yang duduk di atasnya kelewat banyaknya.

Mulai dari jokes-jokes yang recehnya minta ampun, sampai saling menyemangati untuk mengejar mimpi yang lebih tinggi. Misalnya, hanya bermula dari cerita satu atau dua orang yang berniat untuk melanjutkan karir ke jenjang pendidikan selanjutnya pada akhir tahun 2015, bisa menjadi pendorong teman yang lain untuk mulai memikirkan niatan yang sama. 

Akhirnya, kami secara kolektif mentransformasi gagasan itu menjadi sebuah gerakan nyata. Kami patungan membeli berbagai buku yang harganya mahal jika ditanggung oleh satu orang saja, namun karena bersama-sama, semua jadi ringan. Lalu, pada hari tertentu, di sela-sela kesibukan kami, kami berkumpul membuat sejenis English class, wadah bagi kami belajar berbahasa inggris dengan benar.

Menariknya, pada awal tahun 2016, muncul tawaran beasiswa yang seakan menyambut mimpi bersama kami, menjadi tantangan bagi kami. Dimana informasi itu kami dapatkan? Di meja kotak itu. Tidak semua orang merasa siap mengejar beasiswa itu, termasuk saya, namun berkat diskusi secara rutin disana, kami semua siap mengejarnya. 

Hasilnya, sebagian besar dari kami berhasil mendapatkan kesempatan beasiswa tersebut, sebagian lagi mencoba melalui beasiswa lainnya, tidak ada yang saling meninggalkan. Satu tahun berlalu, beberapa dari kami meninggalkan meja kotak itu, hingga pada akhir tahun 2017 kami kembali. Saat kami pergi, meja itu mungkin kehilangan para sahabat setianya, terganti dengan beberapa orang yang datang silih berganti. 

Dan ketika kami kembali, tidak ada yang berubah dari kami, kami kembali duduk disana, bertemu dengan semuanya, tetap dengan misi yang sama, saling berbagi dan bermimpi. Sering terdengar komentar dari beberapa orang, kami sok eksklusif, tidak mau membaur dengan lingkungan, dan komentar lainnya yang memandang kami sekumpulan anak-anak yang hidup di dalam kotaknya sendiri.

Kami hanya tersenyum mendengar hal-hal itu, yang tahu apa yang kami lakukan, yang tahu manfaat dari pertemanan ini ya cuma kami sendiri. Kami tidak terganggu, karena kami yakin tidak ada hal negatif yang lahir dari pergaulan kami, yang nantinya dapat merugikan organisasi. Justru sebaliknya, karena kami tersebar di berbagai unit di dalam organisasi, kami bisa saling bertukar informasi dan pengetahuan, tentu hal yang positif dalam mendukung penugasan yang kami lakukan. 

Di mata saya, inilah bentuk nyata kerjasama dan koordinasi. Jika ada yang menilai kami sok eksklusif, ya benar, kami eksklusif dalam mencintai organisasi. Kami telah diberikan kesempatan dan dukungan oleh organisasi, dan tentu hal itu akan terus kami ingat. Kami berhutang, dan satu-satunya cara untuk membayarnya adalah dengan memberikan semua yang dapat kami lakukan untuk organisasi, dengan cara kami.

Akhir cerita, kami bukanlah sekumpulan anak-anak dengan kecerdasan luar biasa, ada sih beberapa, tapi secara kolektif kami adalah sekumpulan anak-anak yang mau belajar, mau berbagi, dan tidak lelah bermimpi, yang nantinya semoga selalu bermanfaat untuk organisasi, dan kepada negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun