Mohon tunggu...
Betari Tyas Maharani
Betari Tyas Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Kata Imam Syafi'i, ilmu itu seperti hewan buruan, sedangkan tulisan adalah tali ikatannya. Maka ikatlah hewan gembalamu dengan tali yang kuat.

http://irumaharani.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tidak Mesti Menjadi Paranormal untuk Mampu Mengungkap 'Rahasia Ruh dan Kematian'

11 Juni 2021   10:24 Diperbarui: 14 Juni 2021   12:06 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ketika manusia mati, di manakah ruhnya berada? Apakah mereka mengetahui ketika kita kunjungi? Benarkah ruh bisa saling bertemu? Di mana sebenarnya ruh ditempatkan sejak kematiannya untuk menunggu waktu kiamat nanti?"

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu mungkin sering muncul dalam benak kita. Sebab perihal ruh dan kematian ini memang rahasia yang sangat pelik. Kita tidak bisa dengan mudah menanyakan hal-hal ini kepada manusia yang sudah dibawah tanah. Orang-orang terdekat kita yang sudah meninggal pun tidak lagi bisa menceritakan pengalaman di alam kuburnya langsung kepada kita. Maka, yang bisa kita lakukan hanyalah mempelajari ilmu tentang ruh dan kematian yang kompleks ini berdasarkan sumber syar'i.

Tak jarang tayangan di media menyuguhkan kita adegan dimana paranormal bertingkah seolah mereka bisa mendatangkan ruh-ruh orang mati untuk kemudian berbicara dan bertanya kepada ruh tersebut. Hal ini benar-benar tidak ada dasar yang menguatkannya secara naql (riwayat dan dalil) dan tidak pula secara akal. Bagaimana mungkin, ruh yang sudah tidak ada kepentingan dengan dunia, masih mampu memenuhi panggilan cenayang untuk 'mewawancarainya'. Pertemuan antara ruh orang yang masih hidup dengan ruh yang sudah mati hanyalah memungkinkan didalam tidurnya.

Ibnu Qoyyim, dalam buku ‘Rahasia Ruh & Kematian’ ini menerangkan bahwa kita memang mungkin saja berinteraksi dengan orang yang sudah meninggal melalui alam mimpi. Sebab saat kita tertidur, sesungguhnya Allah sedang mewafatkan kita dan ruh tersebut Allah lepaskan kembali ke tubuh kita, hingga kita terbangun. Berbeda dengan orang yang sudah meninggal, Allah telah mewafatkan ia selamanya, mengenggam ruhnya dan tidak dikembalikan ke tubuhnya lagi hingga hari kiamat.

Nah, pada saat tidur itulah, mungkin terjadi pertemuan dengan ruh lain yang akan menjadi suatu petunjuk. Namun beliau juga menyampaikan bahwa pertemuan ruh di alam mimpi perwujudannya bisa benar dan juga tidak. Kita mesti lebih berhati-hati sebab bisa jadi pertemuan itu adalah perwujudan dari jin. Banyak juga orang-orang mengalami mimpi yang sebenarnya tidak berarti apa-apa selain bayangan dan kepercayaan mereka sendiri.

Rasa penasaran kita terkait hal-hal seperti ini akan terjawab lewat Kitab Ruh yang ditulis ratusan tahun lalu oleh seorang teladan yang dikenal dengan sebutan Ibnu Qayyim. Beliau lahir di Damaskus 1292 dan mendapatkan gelar Wali Quthub, Imamul Muhaqqiqin wa Zudwatul Arifin yang artinya pemuka ahli kebenaran dan teladan orang-orang makrifat. Disiplin ilmu yang dikuasai Ibnu Qayyim hampir meliputi semua ilmu syariat. Kitab Ruh ini ditahkik oleh Syekh M. Ayyub al-ishlahi dan diterjemahkan oleh Fuad Syaifudin Nur, disesuaikan dengan Judul 'Rahasia Ruh dan Kematian'.

Pada bagian pertama buku ini, kita disuguhkan wawasan terkait arwah dan mayat orang meninggal. Dijelaskan disini bahwa para mayat ternyata bisa mengetahui kedatangan kita dan betapa bahagianya orang-orang yang sudah mati atas kunjungan kita kepadanya, bahkan mayat sekitarnya yang juga ikut merasa senang atas salam dan doa kita kepada mereka. 

Dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah saw. beliau bersabda "Tidak ada seorang pun yang lewat di dekat kuburan saudara mukmin yang dikenalnya, lalu dia mengucapkan salam kepada saudaranya itu, kecuali dia (si orang mati) akan menjawab salam kepadanya". Rasulullah saw. pun mengajari para sahabat untuk mengucapkan doa setiap kali mereka memasuki pekuburan; "assalamualaikum ahla addiyar" (salam atas kalian wahai penghuni hunian).

Selanjutnya, Ibnu Qayyim memberikan pengetahuan tentang kemana dan bagaimana para ruh akan berkumpul. Allah swt. berfirman dalam QS. An-Nisa: 69. "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." Kebersamaan ini tetap berlaku di dunia, alam kubur dan di hari pembalasan. Seseorang akan bersama orang yang dicintainya di ketiga alam tersebut.

Lalu di manakah ruh-ruh ditempatkan sejak kematiannya untuk menunggu dibangkitkan kembali pada hari kiamat nanti? Ada pendapat yang mengatakan bahwa ruh-ruh ada disurga. Ada juga pendapat yang menyampaikan bahwa ruh orang mukmin berada di Iliyyin, di langit ke tujuh dan ruh orang kafir berada di Sijin, di bumi ke tujuh. Ada juga riwayat yang menceritakan bahwa ruh para Syuhada ditempatkan di dalam perut burung hijau, melewati sungai-sungai di surga dan menikmati buah-buahan surga. Sebaliknya, yang terjadi kepada ruh para pengikut Firaun adalah mereka semua akan dibawa ke neraka setiap pagi dan petang sebelum datangnya hari Kiamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun