Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lukisan-lukisan "Kasih Sayang"

14 Februari 2018   09:37 Diperbarui: 14 Februari 2018   09:38 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat lukisan dengan tema (Dokumentasi Pribadi)

Sebagian orang bilang 14 Februari adalah Hari Kasih Sayang atau lebih populer dengan istilah dalam Bahasa Inggris, Valentine's Day. Ada yang tidak setuju, ada yang biasa saja, ada juga yang memanfaatkan tema peringatan itu untuk semakin menyebarkan pesan damai dan kasih sayang ke seluruh umat manusia, tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan apa pun.

Teringat Hari Kasih Sayang itu, teringat pula saya pada sejumlah lukisan yang saya kerjakan dalam kurun 2015 sampai 2017, dan bahkan ada yang baru di-finishing touch pada Januari 2018. Sentuhan akhir yang saya maksud adalah menambah pelapis dengan clear paint, agar warna lukisan tak gampang pudar.

Sebenarnya di toko alat-alat lukis dijual pelapis cat yang khusus, namun harganya cukup mahal. Mengingat saya bukan pelukis profesional dan hanya sekadar hobi saja, maka cukup menggunakan cat semprot warna bening (clear) yang dapat dengan mudah dibeli di toko peralatan bangunan. Setelah dilapis, sentuhan terakhirnya adalah memasangnya pada pigura-pigura yang sesuai.

Kebetulan Januari 2018, saya diajak istri ke IKEA, pusat belanja furnitur dan perabot rumah tangga asal Swedia yang terletak di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan. Di sana, saya menemukan pigura-pigura kayu yang sedang dijual dengan potongan harga. Saya langsung memilih beberapa pigura berukuran 30 x 40 sentimeter, untuk lukisan-lukisan saya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Benar, lukisan-lukisan saya itu dibuat dengan campuran cat akrilik, spidol warna permanen, dan cat semprot di atas kanvas berukuran 30 x 40 cm. Sebagian di antaranya merupakan kanvas lama yang pernah saya gunakan untuk menulis beberapa slogan kepramukaan dan digunakan pada kegiatan kepramukaan di sejumlah tempat.

Entah mengapa, pada akhir 2017, saya tertarik untuk memanfaatkannya lagi. Maka jadilah daur ulang kanvas, dan hasilnya sejumlah lukisan pada kanvas berukuran 30 x 40 cm tersebut. Selain keempat lukisan itu, masih ada beberapa lukisan lainnya yang juga saya kerjakan dari daur ulang kanvas. Ada yang berukuran 30 x 40 cm, ada juga yang berukuran 40 x 40 cm.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Keempat lukisan yang kali ini saya tampilkan, tanpa sengaja sesuai dengan tema "Kasih Sayang". Padahal dibuatnya dalam waktu yang berbeda-beda. Seperti lukisan pertama, "A Scout is a friend to animals". 

Lukisan ini hasil daur ulang dari lukisan cap tangan dan cap kaki karya saya yang telah teronggok cukup lama di loteng rumah. Maka lahirlah lukisan yang terinspirasi dari julukan yang pernah diberikan kepada Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell yaitu impeesa. 

Sering disebut the wolf that never sleeps (serigala yang tak pernah tidur), walaupun ada juga yang menyebutkan bahwa julukan wolf (serigala) itu kurang tepat, karena di kawasan Afrika tempat Baden-Powell mendapat julukan itu bukan habitat serigala, melainkan habitat hyena yang memang dari jauh mirip serigala juga. Lewat lukisan itu, para Pandu/Pramuka diajak untuk menyayangi binatang sebagai sesama mahluk hidup dan bagian dari ekosistem yang ada.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Lukisan kedua dan ketiga berjudul "The Pink Heart" dan "The White Heart". Ini juga merupakan lukisan-lukisan hasil daur ulang dari kanvas lukisan lama saya. Pink atau merah muda (merah jambu) sering diasosiasikan sebagai lambang cinta dan kasih saya, begitu pula white atau putih sebagai lambang kesucian.

Memang bila diamati secara detail, warna merah muda tidak begitu kontras, karena sudah dicampur dengan warna lainnya. Namun secara keseluruhan kedua lukisan itu menggambarkan suasana hati yang mencinta. Latar belakang binatang di belakang yang menyerupai anjing, sungguh cocok pula untuk menyambut Tahun Baru Tionghoa, Imlek, yang tahun ini astrologinya merupakan the Year of Dog (Tahun Anjing).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun