Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan dengan Kartu Kuning, tapi Terbitkan Komik

5 Februari 2018   12:18 Diperbarui: 5 Februari 2018   23:22 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua komik baru terbitan Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia. (Foto: BDHS)

Kalau baru saja jagat dunia maya di Tanah Air membincangkan tentang aksi seorang Ketua BEM Universitas Indonesia yang meniup peluit dan mengacungkan selembar kertas seperti kartu kuning, maka hampir bersamaan waktunya sejumlah anak muda lain justru telah bertindak nyata. Bukan sekadar unjuk rasa protes ini-itu, tetapi dengan tindakan nyata mengajak teman-teman generasi sebayanya untuk lebih mencintai budaya dan museum di Indonesia.

Sudah cukup sering dibincangkan, generasi masa kini atau generasi milenial, sudah tidak lagi mencintai budaya bangsanya. Mereka pun lebih memilih pergi ke mal, plaza, dan tempat hiburan lainnya, daripada ke museum. Untunglah, hal itu tidak bisa digeneralisasi keseluruhan kaum muda.

Masih ada kaum muda yang peduli pada budaya dan museum di Indonesia. Paling tidak itu ditunjukkan oleh Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI).

Organisasi yang baru dibentuk sekitar setahun lalu, berdiri atas kegelisahan sejumlah anak muda terhadap teman-teman generasi sebayanya yang dilihat kurang peduli pada budaya dan museum. Mereka juga sedih melihat tingkat literasi masyarakat Indonesia, termasuk kaum mudanya, yang tergolong rendah.

Para pengurus dan pembina Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia. (Foto: KPBMI)
Para pengurus dan pembina Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia. (Foto: KPBMI)
Maka, anak-anak muda di KPBMI ini melakukan aksi nyata. Komunitas yang anggotanya terdiri dari berbagai mahasiswa dan lulusan berbagai disiplin ilmu, termasuk arkeologi dan sejarah, dari berbagai universitas di Jabodetabek -- bahkan sebagian masih siswa SMA -- membuktikan bakti mereka dengan menerbitkan komik untuk mengajak generasi muda mencintai budaya dan museum di Indonesia.

Komik pertama berjudul "Kunjungi, Lindungi, Lestarikan CAGAR BUDAYA". Sedangkan komik kedua berjudul "Ayo ke Museum". Ilustrator dari kedua komik itu adalah Lutfia Nabila dan Muhamad Rizal Salam. Sedangkan penyunting naskah adalah Asri Hayati Nufus, dan bertindak selaku editor adalah Diazeva Fathia.

Kedua komik itu diterbirkan atas kerja sama dengan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peluncurannya dilakukan bersamaan dengan peluncuran situs web KPBMI www.kpbmi.org di Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, pada Minggu, 4 Februari 2018. Pada kesempatan itu, ikut hadir Kepala MNI, Siswanto, yang mengapresiasi peluncuran komik tersebut sebagai upaya ikut membangun literasi dan pemahaman di kalangan kaum muda tentang pentingnya cagar budaya pada khususnya, dan budaya Indonesia pada umumnya. Sekaligus agar kaum muda lebih sering meluangkan waktu datang dan menimba pengetahuan di berbagai museum yang ada di Tanah Air.


Inilah bukti bakti nyata kaum muda para pencinta dan pemerhati budaya dan museum Indonesia, bukan sekadar demo atau unjuk rasa saja.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun