Mohon tunggu...
Berty Adirachya
Berty Adirachya Mohon Tunggu... Communication Student

Author

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Matematika di Indonesia : Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Negara Lain?

18 Februari 2025   20:49 Diperbarui: 18 Februari 2025   20:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Pinterest 

Indonesia masih tertinggal jauh dalam prestasi matematika dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan hasil Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang dirilis oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia menempati peringkat 69 dari 81 negara. Sementara itu, Singapura berhasil menduduki peringkat pertama di dunia dalam bidang matematika. Apa yang membuat negara-negara seperti Singapura, Korea Selatan, dan Kanada unggul dalam pendidikan matematika? Dan bagaimana kita bisa belajar dari mereka?  

Belajar Matematika Sejak Dini dengan Pendekatan yang Menarik 

 Salah satu kunci keberhasilan negara-negara peringkat atas dalam matematika adalah pendekatan mereka dalam pengajaran. Sejak usia dini, siswa diajarkan konsep-konsep dasar seperti berhitung, statistika, dan probabilitas. Misalnya, di Korea Selatan, kurikulum matematika terus diperbarui untuk mencakup materi seperti pemodelan statistik dan matematika berbasis karir. Di Kanada, siswa diajak untuk memahami matematika melalui permainan dan pengalaman kehidupan nyata, seperti mengukur jarak dengan penggaris atau menghitung anggaran belanja mereka sendiri.  

 Pendekatan ini membuat siswa tidak merasa tertekan dalam belajar matematika. Banyak siswa bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang belajar karena metode yang digunakan sangat interaktif dan menyenangkan.  

Integrasi Matematika ke dalam Berbagai Mata Pelajaran 

 Di beberapa negara maju, matematika tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, tetapi juga diintegrasikan ke dalam kurikulum lainnya. Di Estonia, misalnya, matematika diterapkan dalam pelajaran bahasa, musik, hingga olahraga. Finlandia memiliki metode unik dengan meminta siswa berusia 11 tahun untuk merancang kota mini. Dalam proyek ini, mereka bermain peran sebagai warga kota dan harus membuat perencanaan anggaran serta strategi ekonomi, yang secara tidak langsung mengajarkan mereka konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.  

 Pendekatan ini membantu siswa memahami bahwa matematika bukan hanya tentang angka dan rumus, tetapi juga keterampilan berpikir yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan.  

Durasi Kelas dan Jeda Istirahat yang Efektif  

 Salah satu hal menarik yang diterapkan di negara-negara dengan prestasi matematika tinggi adalah durasi kelas yang lebih singkat namun efektif. Di Estonia dan beberapa wilayah di China, kelas matematika hanya berlangsung sekitar 40--45 menit, dengan jeda istirahat selama 10--15 menit setiap akhir sesi. Pendekatan ini membantu siswa tetap fokus dan tidak cepat merasa lelah saat belajar.  

Penghargaan dan Kualitas Guru yang Tinggi

 Keberhasilan pendidikan di Singapura tidak terlepas dari kualitas guru yang sangat baik. Guru di sana menempati posisi bergengsi dalam masyarakat dan mendapatkan gaji yang tinggi. Seleksi menjadi guru pun sangat ketat, dengan syarat akademis yang tinggi serta evaluasi berdasarkan keterampilan mengajar dan karakter pribadi. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan dan bimbingan yang berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka.  

Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran

 Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan dengan bijak dalam sistem pendidikan di negara-negara maju. Singapura memiliki platform digital yang dirancang khusus untuk membantu siswa belajar matematika dengan lebih interaktif. Estonia bahkan menjadikan pemrograman sebagai mata pelajaran wajib sejak usia dini, mengajarkan siswa cara menganalisis data dan pola untuk memecahkan masalah.  

 Namun, penggunaan teknologi di sekolah tetap diatur dengan ketat agar tidak mengganggu fokus siswa. Beberapa negara seperti Inggris dan Singapura membatasi penggunaan ponsel di kelas untuk mencegah siswa terganggu oleh media sosial dan aplikasi hiburan.  

Saatnya Berbenah untuk Pendidikan yang Lebih Baik  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun