Mohon tunggu...
bernardus Jebatu
bernardus Jebatu Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Santo Antonius Jakarta

Saya adalah pribadi yang sealau ingin belajar secara terus menerus berkaitan dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru yang Berkualitas dan Profesional di Era Digital

26 Maret 2024   08:39 Diperbarui: 26 Maret 2024   08:50 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENJADI GURU YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS DI ERA DIGITAL

Oleh: Bernardus Jebatu, S.Ag




Perkembangan teknologi tentunya mendorong lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah untuk selalu berbenah diri dalam meningkatkan kualitas dan kapabilitas para guru dalam  mendidik anak bangsa. Guru mesti secara terus-menerus melakukan pembenahan diri dengan meningkatkan kemampuan di bidang teknologi. Alasannya para siswa sudah lahir di era teknologi dan sangat paham dengan teknologi, mereka masuk dalam Generasi Z bahkan generasi Alpha. Sementara para guru yang mengajar masuk dalam kategori generasi X dan Y. Dengan demikian menimbulkan gap di bidang teknologi. Selain itu metode dan model pembelajaran yang disajikan para guru kurang diminati oleh para siswa yang masuk dalam generasi Z dan Alpha. Lalu guru guru harus berbuat apa kalau situasinya demikian adanya? Apakah dibiarkan begitu saja atau harus membuat gerakan yang bisa mengubah situasi yang ada?

Sebagai guru tentunya harus sungguh-sungguh professional dan memiliki 4 kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.  Tuntutan profesi dan jaman tmembuat seorang guru terus berbenah diri supaya  sungguh-sungguh menjadi profesional.  Dengan demikian, seorang guru bisa menjadi figur yang pantas menjadi contoh bagi para murid. Guru yang professional memiliki tujuh tugas utama, diantaranya; mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

Selain mengasah dirinya sebagai individu,  guru juga perlu mengasah kemampuan relasi sosialnya, karena pada dasarnya manusia ada makluk sosial, yaitu makhluk yang selalu bergantung pada makhluk yang lain. Keberadaan dirinya sebagai makhluk sosial tentunya  perlu berelasi dengan orang lain. Relasi itu dibangun atas dasar  tujuan yang sama dan saling menguntungkan secara positif bukan atas dasar perhitungan untung dan rugi. Relasi itu bukan relasi instrumental atau relasi  fungsional  tetapi sungguh menjadi sebuah personal yang dilandasi oleh iman dan harapan yang sama. Pepatah latin mengatakan: "ubi amicitia ibi spes est" yang artinya dimana ada persahabatan  disitu ada harapan. Dalam persahabatn itu kita memiliki harapan yang mulia. Relasi personal yang melibatkan banyak pribadi bisa menjadi berkembang menjadi sebuah komunitas.  Sebuah komunitas yang bermutu tentunya dibangun atas dasar harapan yang sama untuk saling berbagi dan saling belaja; belajar yang tidak hanya untuk memperoleh nilai yang baik tetapi belajar tentang hidup dan kehidupan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Pemerintah telah meluncurkan kurikulum merdeka. Peluncuran kurikulum merdeka juga diiringi dengan peluncuran Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai dukungannya.Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dan kepala sekolah. Platform ini menjadi langkah lanjutan dari upaya transformasi pendidikan berbasis digital di Indonesia, serta disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Para guru dan tenaga kependidikan juga perlu belajar tentang bagaimana mengimplemetasikan kurikulum ini di kelas agar para siswa juga benar-benar merdeka dalam belajar dan guru juga merdeka dalam mengajar. Model pembelajaran dan administrasi pembelajaran juga harus selalu diperbaharui supaya menghasilkan sesuatu yang maksimal

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Musyawarah Guru  mata pelajaran  yang disingkat menjadi MGMP merupakan sebuah komunitas pembelajar yang dibentuk tidak hanya saling kangen-kangenan, curhat-curhatan  tetapi sebuah area untuk saling berbagi dan mengisi praktek baik yang dilakukan oleh rekan-rekan kita yang satu profesi dengan kita. Dalam PMM ada banyak aksi nyata yang telah dibuat oleh para guru profesional di Indonesia. Selain itu juga ada banyak modul pelatihan dan video pembelajaran yang disediakan dalam PMM.  Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan modul-modul yang ada dalam PMM, MGMP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kota Jakarta Timur mengadakan kegiatan pelatihan dengan tema: Strategi optimal dalam membangun komunitas belajar aktif melalui Platform Merdeka Mengajar. Dalam kegiatan tersebut saya diundang oleh panitia sebagai narasumber. Sebagai Guru Penggerak  Angkatan 7 dan Ketua MGMP Agama Katolik Provinsi DKI Jakarta, saya ingin membagikan pemahaman saya tentang PMM. Pada sesi yang lain saya juga memberikan pelatihan penggunaan Aplikasi Google sites sebagai web pribadi. Aplikasi ini digunakan oleh guru untuk bisa mendokumnetasi seluruh proses proses dan hasil pembelajaran. Selain itu bisa digunakan oleh kepala sekolah, pengawas, Yayasan untuk memantau profil seorang guru dalam pengajarannya baik di dalam maupun di luar kelas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Senada dengan apa yang saya sampaikan, Bernardus Boli Wuwur, S.S, M.Pd sebagai ketua MGMP Kota Jakarta Timur dan kepala sekolah SMP Tarakanita 4 Jakarta Timur  memaparkan bahwa pentingnya mengubah maindset kita berhadapan dengan kurikulum merdeka. Mebangun komunitas belajar aktif sangat penting sebagai tempat kita berbagi praktik baik.Selain itu,  Pembelajaran diferensiasi menjadi hal penting yang ditekankan dalam kurikulum Merdeka. Dalam pembelajar di kelas. Kegiatan ini berlangsung  pada tanggal 22 Maret 2024 di Aula SMP Santo Markus. Hal yang sama juga dilakukan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) pada tanggal 23 Maret 2024 di Aula SMP Marsudiri. Antusiasme untuk belajar lebih lanjut sangat besar. Meskipun mereka sudah senior bahkan sudah pension mereka tetap semangat untuk belajar terus-menerus. Sebagai guru saya tidak bisa bergerak sendiri, tetapi saya butuh orang lain untuk bergerak bersama. Kiata belajar dari orang lain, hindarkan sikap gengsi karena memiliki gelar yang tinggi atau kedudukan sosial yang lebih tinggi. Kita perlu rendah hati untuk belajar dan berbagi. Guru merdeka, murid merdeka, Indonesia jaya. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun