Mohon tunggu...
Berlian MD
Berlian MD Mohon Tunggu... -

Tuangkan semua idemu, mimpimu, dan semua harapanmu dalam rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malam "Malang" Kota Malang

9 Januari 2018   22:59 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:01 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang adoh dolan'e (Kurang jauh bermainnya)

Kurang suwi ngopi'e (Kurang lama minum kopinya)

Kurang akeh kanca'e (Kurang banyak temannya)

Berangkat malam pulang pagi ketika berkas mentari mulai menghangat. Badan yang lelah adalah sebuah resiko yang bagi kami bukan sebuah hambatan yang berarti. Hambatan yang sesungguhnya adalah rasa malas yang senantiasa mengikuti. Tanpa lelah mengikuti dimanapun diri ini pergi. Sebenarnya kami punya waktu sendiri untuk merehatkan badan sejenak demi hadapi tantangan waktu yang lebih berat lagi.

Kota Malang adalah sebuah kota didataran tinggi yang masuk kedalam wilayah Provinsi Jawa Timur. dikenal juga sebagai kota pendidikan, dimana kampus-kampus yang menjadi saksi bisu atas kelahiran orang-orang besar di Indonesia berderet rapi memenuhi tiap sudut kecil dari kota ini. Kota Malang bukanlah kota mati, ia hidup karena mahasiswa yang ada di dalamnya senantiasa bergerak dan berkarya. Sebut saja UMM, Unisma, UIN Malang, UB, UM, Polinema, Poltekes Malang, dan kampus-kampus lainnya yang menyulap Kota Malang menjadi tempat peradaban berkembang.

Para penikmat malam akan menghabiskan malam-malam mereka dengn berjam-jam duduk dengan secangkir kopi. Menikmati riuh percakapan khas malam yang penuh sensasi. Sekali lagi kopi dan kopi. Hehehe. Terkadang mereka bercumbu dengn gadget memburu wifi  demi memulai kehidupan mereka di dunia maya tanpa kehilangan sepeser kuota. Ah, atau mereka sedang memperkosa smartphone mereka dengan permainan kekinian, mobile legendatau games kids jaman nowyang menurut saya sebuah game yang absurdbanget.

Malam 'malang', bukan kemalangan disudut-sudut hedonisnya. Kebutuhan yang dikemas penuh kesenangan tak akan menghadirkan airmata dan kesedihan. Sudut kota sebelum Kampus Merdeka tak akan mengasilkan airmata derita bagi penikmatnya. Karna penikamatnya hanya mereka yang memiliki strata tinggi di kelasnya. Lalu 'malang' diantara pusat perkembangan peradaban yang sesungguhnya ada dimana??!

Tahun lalu tepatnya 05 Desember 2017 pukul 02.00 WIB dini hari...

Sedikit menjauh dari pusat keramaian diantara ring of campuss (UMM, Unisma, UIN Malang, UB, UM, dan ITN) seperti itu saya menyebut daerah disekitar kampus-kampus tersebut, dimana kehidupan malam para penikamatnya telah dianggap biasa dengan berlama-lama menghabiskan secangkir kopi. Bukan juga kehidupan gemerlap kaum hedonis sebelum kampus Merdeka yang begitu nyaman. Kehidupan 'malang' diantara pekat malam dan dingin yang tak dapat dielakkan berada di sekitar Stasiun Kota. Mungkin bagi mereka penjelajah malam pasti tahu kehidupan macam apa itu. Ya, kita menyebutnya dengan kehidupan 'Kupu-Kupu Malam'.

'Kupu-Kupu Malam'. Kehidupan yang dianggap simple banget oleh mayoritas orang. Mayoritas dari mereka mengatakan, "Mereka hanya jual tubuh. Itu mahgampang. Tinggal mangkal, pakai baju minimalis dapat duit deh...".  Mayoritas juga membayangkan kalau yang berjejer itu cewek-cewek cantik, tubuh semampai, dan body aduhay. Mari lihat realitanya.

Siapa bilang kehidupan mereka se-simplepemikiran kita? Pertama, mereka akan berhadapan dengan stigma negatif dari masyarakat. Kedua, mereka harus rela kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum seperti Polisi maupun Satpol PP. Ketiga, biaya hidup mereka juga tidaklah murah. Sekali mangkal berapa uang yang harus dikeluarkan untuk memoles wajah mereka? Atau perawatan rambut mereka? Ya, meskipun hanya sebatas perawatan biasa dari salon pinggiran setidaknya itu juga mengeluarkan biaya. Keempat, kekerasan dan pemerasan ketika 'bekerja'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun