Satu kali, saya berkunjung ke rumah seorang teman. Ini adalah kunjungan pertama saya ke sana. Mengetahui dari ceritanya, rumahnya ini menjadi langganan banjir.Â
Ketinggiaan air banjir yang sering mendatangi rumahnya bukanlah semata kaki atau sebetis yang ukurannya hanya dalam sentimeter, tapi sudah dalam hitungan meter.Â
Pada puncak musim hujan yang terjadi pada Bulan Januari hingga Februari, sudah dipastikan rumahnya akan kebajiran minimal satu meter. Rumahnya kebetulan memang berada di dekat salah satu kali yang mengalir melewati kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Begitu saya sampai di lokasi, cukup kaget melihat posisi rumahnya yang hanya berjarak tidak lebih tiga meter dari bibir kali. Namun saya jadi percaya, wajar kalau rumahnya menjadi langganan banjir.
Posisinya begitu rapat dengan bibir kali. Itupun saya tidak yakin adalah bibir kali yang sebenarnya. Lebar kali-kali di Jakarta umumnya telah mengalami penyempitan, akibat pengurukan di sisi kiri dan kanan kali untuk berbagai kepentingan.
Padahal, idealnya, beberapa meter dari sisi kiri dan kanan sungai atau kali, dibiarkan hijau. Kawasan hijau berguna sebagai kawasan resapan air. Pepohonan yang ditanam di tepi aliran air, seperti kali dan sungai, memiliki banyak manfaat.
Ranting-ranting dan daun-daun dari pepohonan yang rimbun dapat menahan laju aliran air hujan turun ke permukaan tanah, Sedangkan akar-akar pohon berfungsi mengikat air, serta menahan laju aliran air baik di dalam maupun di permukaan tanah.Â
Bila curah hujan terlalu tinggi, dan sungai meluap, pepohonan yang ada di pinggir kali dapat menahan laju aliran air menuju daratan.Â
Jadi, memang tidak layak bantaran kali dijadikan sebagai area pemukiman. Tapi disini saya tidak ingin membicarakan penyebab dan pengendalian banjir secara luas. Terlalu kompleks permasalahannya, terutama di Ibukota.Â
Kisah di atas merupakan salah satu cerita tentang teman yang rumahnya selalu kebanjiran. Terbayang repotnya, hampir setiap musim penghujan, teman ini harus berjibaku dengan banjir. Duhh...
Lalu, bagaimana dengan saya sendiri? Apakah saya pernah merasakan banjir? Jawabannya, pernah, satu kali.Â