Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah Mengabaikan Tugas dan Tanggung Jawab, Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual

13 Agustus 2020   16:33 Diperbarui: 14 Agustus 2020   18:59 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak korban pelecehan seksual (Sumber : Thinkstock via Kompas.com)

Mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, momong anak, sambil mencari uang, tentu bukan perkara mudah. Kebutuhan sehari-hari yang tidak pernah habis, berbagai tagihan juga menanti, membuat sang istri pontang-panting sendiri.

Sampai pada satu titik, sang istri yang kebingungan menutupi semua biaya rumah tangga, meminta anak keduanya, laki-laki berusia 6 tahun untuk pergi mengumpulkan wadah-wadah plastik bekas dari sekitar rumah mereka.

Posisi rumah kontrakan mereka yang berada di tengah perkampungan padat penduduk memungkinkan untuk mendapatkan banyak wadah plastik bekas.

Dengan bermodalkan kantung plastik besar pemberian ibunya, anak laki-laki ini berkeliling kampung. Semula hanya di sekitar rumah, lama kelamaaan wilayah pencariannya berkembang jauh.

Sang ibu cukup senang karena wadah-wadah plastik itu menjadi uang saat ditukarkan ke pengepul barang rongsokan. Demikian pula sang ayah, semakin betah dirinya berdiam di dalam rumah.

Setelah sekian lama kegiatan ini berlangsung, suatu hari si anak lelaki ini jatuh sakit. Semula orangtuanya mengira hanya demam biasa. Akan tetapi setelah beberapa hari keadaanya tidak kunjung membaik.

Si anak juga mengeluh sakit pada anusnya, terutama saat buang air besar. Dalam tidurnya pun, si anak sering mengigau, "Jangan, jangan,..."

Ketika kedua orangtuanya membawa anak ini ke dokter, hasil pemerikaan menunjukkan, telah terjadi luka dan infeksi pada anus oleh karena penetrasi benda tumpul. Diduga telah terjadi pelecehan seksual pada anak.

Kedua orangtua yang kaget, berusaha membuat anak bicara. Namun karena mereka sangat memaksa, si anak malah takut dan tutup mulut.

Kemudian ketika dibujuk secara halus, sang anak yang semula bungkam akhirnya mau bercerita. Salah seorang tetangga mereka yang cukup dikenal dan dihormati di lingkungan tersebut telah berkali-kali melakukan penile penetration pada anusnya, alias disodomi.

Si anak diiming-imingi uang jajan 2 ribu rupiah untuk setiap kali pelaku beraksi. Pelaku juga mengancam si anak untuk tidak menceritakan kepada siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun