Mohon tunggu...
Berliana Putri Susanti
Berliana Putri Susanti Mohon Tunggu... Lainnya - Wanita yang berjuang demi mimpi dan cita-cita nya

Seorang wanita yang ingin meraih impiannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadilah Murid yang Baik

26 Desember 2020   06:58 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:59 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada seorang anak bernama Dea. Ia murid kelas 5 SD yang pandai, baik hati dan juga ramah. Semua murid dan guru sangat menyukainya karena sikapnya tersebut. Dea berteman dengan siapapun tanpa membeda-bedakan mereka. Sehingga ia memiliki banyak teman dan tak jarang sering membantu teman-temannya dalam tugas sekolah.

Namun, ada salah satu murid perempuan yang tidak menyukai Dea. Ia bernama Caca. Caca tak menyukai Dea karena lebih disukai teman-temannya yang lain. Caca iri dan tidak senang melihat Dea dipuji oleh guru maupun teman-temannya. Hal itu yang membuat Caca sering mengerjai Dea, seperti mencoret meja Dea, menyembunyikan sepatunya, dan perbuatan nakal lainnya.

Hari senin menjadi awal bagi murid-murid melaksanakan ujian tengah semester. Semua murid terlihat belajar bersama sebelum ujian dimulai. Hari pertama ujian dibuka dengan pelajaran matematika. Seorang guru berjilbab cokelat memasuki ruang ujian Dea termasuk Ina dan teman-teman yang lain. 

Dea tampak tenang mengerjakan soal-soal tersebut. Ia telah belajar dari jauh-jauh hari sementara Caca tampak kebingungan dengan soal-soal matematika tersebut. Caca tidak belajar sama sekali, waktunya ia habiskan untuk bermain game dan jalan-jalan dengan teman-teman rumahnya. Caca lalu mengeluarkan sebuah kertas kecil dari saku seragam putihnya. Sebuah kertas berisi rumus-rumus matematika. Kemudian, ia menyelipkan kertas contekan tersebut di bawah papan ujiannya. Dan mulai mengerjakan dengan bantuan contekan tersebut.

Setelah beberapa saat, karena Caca tak sengaja menjatuhkan kertas tersebut dan berakhir di dekat meja Dea. Ibu guru yang melihat sebuah kertas tergeletak langsung menghampiri meja Dea dan memungut kertas tersebut. Alangkah terkejutnya, ia mendapatkan kertas berisi contekan tersebut yang berasal dar Dea. Semua anak terdiam dan terkejut melihatnya, sedangkan Ina was-was dan takut jika ketahuan menyontek.

Ibu guru langsung membawa Dea ke ruang guru dan menceritakan semua kejadian tersebut pada panitia ujian. Dea tentu menyangkal hal tersebut karena ia tidak pernah mencontek. 

Sementara di ruang ujian, teman-teman yang lain mulai membicarakan Dea atas kelakuannya. Caca merasa aman karena tidak ada yang mengetahui bahwa dialah yang mencontek dan bukannya Dea. Tanpa sepengetahuan mereka, salah satu murid perempuan berjalan keluar kelas menuju ruang guru. Setelah sampai di ruang guru, murid yang bernama Rosa itu mendengar Dea yang sedang dimarah-marahi oleh guru-guru sembari menangis.

Rosa masuk dan menceritakan semua yang dilihat olehnya, bahwa Caca lah yang mencontek. Semua guru termasuk Dea pun terdiam untuk beberapa saat hingga guru yang mengawas ruang ujian Dea meminta maaf pada Dea. Dea berterimakasih pada Rosa karena sudah menolongnya dan keduanya berpelukan.

Keeseokan harinya, Caca dihukum oleh guru-guru untuk hormat di tiang bendera selama 2 jam. Caca kemarin juga dimarahi oleh guru-guru karena kelakuannya. Caca pun menyesalinya dan meminta maaf pada Dea dan teman-teman semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun