Semak-an Tadarus Masih Jadi Rutinitas Masyarakat Kudus ketika Ramadhan
Kudus, selain julukannya sebagai kota Kretek pun juga dijuluki sebagai kota santri.
Mayoritas kota Kudus penduduknya beragama Islam, meskipun yang non muslim hanya minoritas tapi Kudus masih kental dengan sifat toleraansi beragama. seperti yang sudah diajarkan oleh Sunan Kudus ketika berdakwah menyebarkan agama Islam di Kudus.
Masyarakat muslim di seluruh dunia sangat senang dengan kedatangan bulan suci Ramadhan. Bulan yang dinanti-nanti karena menjadi bulan yang penebus dosa dan setiap amalannya selalu di lipat gandakan menjadi 10 kali lipat. Khususnya kota Kudus dalam mengisi waktu senggangnya di bulan Ramadhan ini salah satunya yaitu dengan tadarus Al-qur'an
Tadarus Al qur'an  atau kegiatan membaca Al Quran merupakan bentuk peribadatan yang diyakini dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan yang berimplikasi pada sikap dan perilaku positif, dapat mengontrol diri, dapat tenang, lisan terjaga, dan istiqamah dalam beribadah. yang menjadikan beda dari yang lain, Kudus khususnya daerah terpencil masih menguri-uri tradisi yaitu dengan semak-an (menyimak).Â
Tadarus merupakan kegiatan membaca Al qur'an yang sudah dilakukan sejak dahulu dan masih dilakukan hingga saat ini. Musholla Roudlotul Tholibin masih melanjutkan tradisi tadarus dengan cara menyimak yang dilakukan secara bergantian. Senin,(27/5) puput warga yang sudah lama ikut tadarus mengatakan bahwa "Hal seperti itu (semak-an)
Tadarus yang umumnya dilakukan ketika sehabis sholat tarawih, juga ada yang dilakukan ketika selesai sholat 5 waktu diantaranya yaitu sehabis ashar dan sehabis shubuh. Tidak menuntut kemungkinan bahwa tadarus yang notabennya menggunakan pengeras juga dibatasi waktunya. Hal itu dikarenakan untuk menghargai warga sekitar. Menghargai dalam hal waktu istirahat agar tidak mengganggu. Biasanya tadarus harus selesai pada pukul 9 malam.