Akhir 90an ada berita yang nggak tahu asal mulanya darimana tentang beberapa lagu yang kalau diputar ulang dengan cara kebalik (ini sampai sekarang nggak kebayang gimana caranya) atau dipercepat berapa kali, bisa memberi kalimat-kalimat yang memancing atau menandakan penyembahan kepada setan.
Zaman itu orang penasaran nggak bisa langsung bisa membuktikan. Kudu cari segala cara kalau mau keponya nggak keterusan.
Tapi, ingat banget dengan sebuah toko kaset di sebelah Gelael (sekarang SuperIndo) yang mendadak dikunjungi orang-orang terutama anak muda buat nyari kaset itu.
Saya dulu termasuk yang rajin lihat-lihat ke sana buat tahu kaset terbaru apa saja.
Begitu tahu ada berita tentang lagu yang konon vokalis dan atau grup bandnya penyembah setan, penasaran juga lah...
Sebagai penggemar radio, di sebuah radio pun membahas hal tersebut dan memberi contoh dari lagu yang dimaksud.
Langsung mikir, lepas dari beberapa bahasa yang memang aneh terdengarnya, bukannya kalau kaset dicepetin atau bahkan rusak memang begitu bunyinya ya?
Nggak jelas dan aneh aja...
Waktu itu belum ada istilah "marketing S3" buat menunjukkan ide beda dalam penjualan. Tapi, kalau memang itu adalah sebuah strategi, boleh juga.
Bikin orang penasaran.
Beli kasetnya.
Dirusakin atau dibuat seperti petunjuk untuk mendengar kode-kode aneh yang konon ada itu.
Lepas bahwa pada akhirnya di masa kini hal tersebut benar atau tidak, memang baik kalau mendapat berita apa aja, nggak kemakan kepo berlebihan.
Gusti Allah sudah memberi penyeimbang hidup dalam bentuk akal budi yang bisa digunakan sebaik-baiknya.
#katanjar #anj2021
