Tangan gemetaran, ada rasa takut dan was-was, tetapi juga mencoba untuk tidak menunjukkan hal itu kepada bayi yang kurang lebih baru berusia 2 minggu di pangkuan.
Sungguh.
Binar mata dan senyumnya itu yang kemudian meluluhkan semua itu. Berganti bahagia dan setitik air mata saya tahan jangan sampai turun ke pipi.
Itu pengalaman pertama saya menggendong bayi "merah" yang belum genap berusia 2 minggu.
Biasanya saya baru berani gendong setelah sebulan lebih lah...
Sudah sedikit aman digendong orang lain.
Tapi, mata dan senyum bayi itu benar-benar membekas, masih tergambar jelas.
Teduh, tanpa dosa dan seperti berkata, "Halo, Bude... Salam kenal..."
Ah, Nak...
Saat itulah saya jatuh cinta padamu....
Berjanji mau berbuat sebisanya untukmu meski saat itu ibu bapakmu belum resmi terikat sah dan kelahiranmu pun baru saya yang tahu. Masih ditutup rapat kepada siapa pun.
Termasuk orang tua dari ibu bapak si bayi.
Dibantu beberapa teman yang saya percaya sekali, kami coba bantu untuk semua kebutuhan dan semua hal yang berhubungan dengan tumbuh kembang bayi serta dukungan moral kepada ibunya.
Bapaknya?
Tetap dibantu dan didampingi. Banyak orang baik juga bersedia membantunya. Namun, akhirnya dia memilih jalan lain.
Ada banyak pertimbangan yang membuatnya harus terpisah dengan darah dagingnya.
Secara pribadi saya menyesal untuk keputusan ini.
Orang lain yang tidak tahu kondisi mereka pun bisa jadi bakal tidak bersimpati.
Tetapi, seperti ibunya si bayi lucu itu lakukan, dia akan lebih fokus pada buah hatinya yang sudah mulai banyak tingkah laku nan menggemaskan...
Nak, biar ada bagian dari hidupmu yang menghilang, percaya saja akan ada yang menyempurnakan. Bisa lewat orang-orang terdekatmu, pengalaman dan proses hidupmu dan pastinya Sang Penciptamu melalui sesama dan semesta...
Selalu sehat.
Bertumbuhlah dalam bahagiamu.
Bude loves you....
#katanjar  #anj2021