10 tahun lalu...
Aku tidak habis pikir, Mas Dinar, kakakku tercinta itu akhirnya memilih Valia menjadi calon istrinya. Padahal apa sih bagusnya Valia, seorang perempuan muda yang ia kenal ketika ia sedang magang di perusahaan Mas Dinar?
 "Cuma dalam waktu tiga bulan selama magang itu bisa meyakinkan Mas untuk memilih Valia?"
Mas Dinar tersenyum lalu menepuk bahuku, "Kenal betul pasti masih butuh waktu. Tapi, setidaknya Mas dan Valia sudah melewati proses perkenalan  selama tiga bulan dia magang. Kami sama-sama yakin dengan langkah kami selanjutnya ini."
Aku tidak bisa berkomentar lagi.
Sudah sampai ke bagian yang paling dalam begini, siapa yang bisa berani melawannya?
Maka, restu yang sudah dikantongi Mas Dinar dari keluarga besarku pun menjadi pintu pembukanya menuju hari bahagia itu. Berawal dari tunangan yang dilanjutkan dengan pernikahan sekitar 6 bulan setelahnya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kata orang, seperti masalah latar belakang keluarga atau suku tidak lagi menjadi pemikiran Mas Dinar. Pokoknya dia sudah yakin 100% kepada Valia, gadis asli Betawi yang ia temui tak sengaja itu.
Yah...
Dengan segala keiklasan, aku jadi turut mendoakan semoga kakakku tercinta itu sungguh menemukan kebahagiannya.
^^^^^
