Beberapa hari lalu, kita sempat dibikin kaget kabar Debat Keren di Alinea TV. Dua orang politikus eksekutif Budiman Sudjatmiko Aktivis 98 dan Dhandy Laksono Jurnalis & Filmmaker.
Keduanya memiliki bobot pemikiran dan argumentasi yang sarat dengan data serta kata. Sekilas, kita seperti melihat dua gajah bertarung dengan strategi mereka untuk bisa memenangkan 'pendapat dan solusi' tentang isu Papua yang hingga kini masih dalam pergumulan politik nasional yang terus menjadi pe-er pemerintah
Dalam debat keren itu, Dhandy sedikit banyak memberikan paparan history tentang Papua yang menurutnya  tidak ada perubahan apapun sejak Papua dipaksa menyatu ke Indonesia. Ia mengklaim bahwa berbagai eksperimen terhadap Papua, termasuk otonomi khusus, tidak menghasilkan apapun
Berbeda dengan Budiman yang menginginkan pendekatan dialog dan pengembalian sistem tribe di Papua menjadi sebuah sistem dan hierarki bertingkat sebagai sebuah konfederasi Papua
Memang, Papua adalah sebuah pulau yang penuh dengan pengorbanan saat merebutnya sejak jaman Soekarno, dan selalu menjadi konflik politik hingga kini, apalagi dengan adanya Freeport sebagai penambang tunggal.
Berpuluh bahkan ratusan kejadian selalu mewarnai Papua yang dulu bernama Irian Barat. Nilai Sumber Daya Alam yang penuh eksotik dan kultur budayanya yang menawan, tak salah jika menyebutnya sebagai Mutiara Timur
Lepas dari saling 'serang personal' dalam debat keren itu, sudah menunjukkan kualitas intelektualitas generasi muda yang lebih tanggap dengan situasi dan kondisi pemerintah. Dan seharusnyalah seperti mereka yang diperlukan oleh pemerintah sekarang ini, kualitas bukan kuantitas.
Apapun namanya, semoga dalam pelaksanaannya mereka lebih menunjukkan konsistensi mereka agar lebih 'keren' bangsa dan negara kita ini