Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Peluang Cuan Emas, Deposito, Saham, dan Obligasi di Tengah Suku Bunga Rendah

23 September 2025   09:30 Diperbarui: 22 September 2025   17:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas memperlihatkan harga jual logam mulia di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta Pusat, Selasa (05/12/2023). Produk emas dan logam mulia tetap diminati masyarakat dan dipercaya sebagai instrumen investasi baik jangka pendek maupun jangka Panjang (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Deposito tetap menjadi favorit bagi investor yang menghendaki keamanan dan likuiditas. Namun, imbal hasil deposito kini jauh lebih kecil dibandingkan risiko inflasi. Bagi sebagian penabung tradisional, hal ini menjadi bahan evaluasi ulang strategi menabung.

Saham: Risiko Lebih Tinggi, Potensi Lebih Besar

Ketika suku bunga rendah, modal lebih murah didapatkan, konsumsi dan kredit bisa tumbuh lebih cepat. Itu membuka ruang bagi sektor properti, konstruksi, dan perbankan. Namun, volatilitas tetap tinggi. Penting untuk memilih saham berdasarkan fundamental perusahaan, bukan sekadar tren harga.

Obligasi: Stabilitas dan Potensi Capital Gain

Obligasi pemerintah menawarkan kupon lebih menarik dibanding deposito, sementara harganya berpotensi naik seiring tren penurunan suku bunga. Obligasi korporasi memberi imbal hasil lebih tinggi, tapi risikonya bergantung pada kesehatan perusahaan penerbit.

Strategi Portofolio di Suku Bunga Rendah

Era suku bunga rendah mensyaratkan diversifikasi dengan lebih selektif. Prinsipnya:

  1. Kenali profil risiko (konservatif, moderat, agresif).

  2. Alokasikan aset berimbang: emas untuk lindung nilai, deposito untuk likuiditas, obligasi untuk stabilitas, dan saham untuk pertumbuhan.

  3. Perhatikan periode investasi: jangan seluruhnya ditaruh di instrumen jangka panjang.

  4. Pantau kondisi makro: inflasi, rupiah, kebijakan BI, hingga tren global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun