Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Bola

Warisan Ancelotti, Ujian Xabi

15 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 14 Mei 2025   16:30 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Xabi Alonso, Pelatih Baru Real Madrid (Foto by https://vivagoal.com)

Di Real Madrid, tak ada yang benar-benar abadi—kecuali tuntutan untuk selalu menang. Stadion Santiago Bernabéu telah menyaksikan banyak legenda datang dan pergi, dari para pemain megabintang hingga pelatih berstatus dewa. Namun, setiap akhir selalu membawa awal baru. Dan kini, ketika Carlo Ancelotti bersiap mengakhiri masa baktinya untuk melatih Timnas Brasil, publik Madrid mulai melirik sosok lama dengan semangat baru: Xabi Alonso.

Bagi banyak Madridistas, nama Xabi bukan nama asing. Ia pernah menjadi nyawa lini tengah Madrid, pemain elegan dengan visi tajam dan ketenangan yang sulit ditandingi. Kini, ia ditunjuk sebagai pelatih baru Los Blancos. Tapi ini bukan kisah nostalgia belaka. Ini adalah cerita tentang warisan besar—dan ujian yang lebih besar lagi.

Ancelotti: Lebih dari Sekadar Pelatih

Mari bicara jujur: Carlo Ancelotti bukan pelatih biasa. Di dunia sepak bola modern yang penuh intrik dan ego, Ancelotti hadir seperti oase—tenang, dewasa, dan memikat. Ia bukan pelatih yang berteriak di pinggir lapangan, tapi saat ia berbicara, semua pemain mendengar.

Dua gelar Liga Champions, berbagai trofi domestik, dan sederet pencapaian luar biasa bersama Real Madrid hanyalah sebagian kecil dari warisan Ancelotti. Yang tak kasat mata, tapi sangat terasa, adalah bagaimana ia menyatukan ruang ganti, membimbing pemain muda tanpa mematikan sinar bintang senior, dan menjaga Madrid tetap Madrid: klub yang tak pernah lupa cara menang.

Setelah Ancelotti, siapa yang cukup kuat secara taktik, cukup bijak secara sosial, dan cukup tahan mental untuk melanjutkan semuanya?

Xabi Alonso: Pulang ke Rumah, Tapi dengan Tantangan Baru

Di sinilah Xabi Alonso muncul. Bukan sekadar mantan pemain, tapi kini pelatih muda yang sedang bersinar terang di Jerman. Bersama Bayer Leverkusen, ia membuat sejarah dengan membawa klub tersebut menjuarai Bundesliga tanpa satu pun kekalahan. Tak banyak yang bisa melakukan itu, apalagi di liga yang didominasi Bayern München selama lebih dari satu dekade.

Tapi melatih Leverkusen dan melatih Madrid adalah dua semesta berbeda. Di Madrid, satu hasil imbang bisa jadi berita nasional. Di Madrid, tekanan datang sebelum pertandingan dimulai. Dan di Madrid, legenda bisa menjadi musuh jika tak memberikan trofi.

Xabi Alonso tahu semua itu. Ia pernah ada di lapangan, merasakan sorak dan sorai, juga siulan bernada kecewa. Kini, ia benar-benar ditunjuk sebagai pelatih, ia akan kembali ke rumah lamanya—bukan sebagai tamu, tapi sebagai pemilik kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun