Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gelombang PHK Menggila, Harapan Baru Muncul dari Program Makan Bergizi Gratis

14 Mei 2025   15:00 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sejumlah Siswa SD menyantap makanan bergizi gratis yang dibagikan di SD Barunawati, Slipi, Jakarta, Senin ( 14/4/2025). Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mendukung program asta Cita presiden Prabowo Subianto - https://www.bgn.go.id

Tahun 2025 belum genap setengah jalan, tapi banyak orang sudah merasa lelah. PHK terjadi di mana-mana. Dari perusahaan teknologi sampai ritel besar, dari pabrik kota sampai kantor pusat---semuanya mulai merampingkan karyawan. Perekonomian memang sedang tak bersahabat. Dan celakanya, mereka yang paling dulu kena pukul justru para pekerja muda dan kelas menengah yang selama ini jadi tumpuan.

Banyak yang terpaksa pulang kampung. Ada yang mulai buka warung kecil-kecilan, ada pula yang masih menggenggam ijazah dengan harapan belum padam. Tapi di tengah kabar buruk yang terus berdatangan, sebuah program pemerintah justru mulai diperbincangkan karena memberi angin segar.

Ya, namanya Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Awalnya dikira hanya soal makan siang untuk anak-anak sekolah. Tapi ternyata, program ini membawa misi yang jauh lebih besar: berpotensi membuka 90 ribu lapangan kerja baru di seluruh Indonesia.

Bukan Sekadar Makan, Tapi Peluang Hidup Baru

Bayangkan ada 30 ribu titik layanan gizi yang akan dibentuk di seluruh provinsi, yang disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di tiap titik, dibutuhkan tiga orang tenaga kerja: kepala unit, ahli gizi, dan akuntan. Totalnya? Ya, 90 ribu posisi baru.

Artinya, ribuan sarjana muda yang selama ini bingung mau kerja di mana, bisa punya kesempatan nyata. Yang baru lulus, yang sempat nganggur, atau bahkan yang baru saja kehilangan pekerjaan---punya opsi baru untuk bangkit dan berkontribusi langsung pada masyarakat.

Lebih dari itu, program ini juga memberi dampak ke daerah. Bahan makanan yang dibutuhkan untuk makan bergizi anak-anak sekolah tentu harus diambil dari sekitar. Maka petani, peternak, hingga ibu-ibu warung makan di desa bisa ikut merasakan efek positifnya. Rantai ekonomi lokal bergerak. Semangat kembali hidup.

Dari Dapur Sekolah ke Ekonomi Desa

Ini bukan sekadar program sosial. MBG punya efek berantai: mulai dari petani yang hasil panennya dibeli untuk bahan makanan, ibu-ibu yang ikut memasak, hingga para sarjana yang menjadi pengelola layanan. Semua mendapat bagian.

Deputi Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan, menyebutkan bahwa program ini bisa mendorong ekonomi desa dan membuat petani lebih semangat lagi. Bahkan, kalau program ini berjalan optimal, bisa menyentuh 82,9 juta penerima manfaat tahun depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun