Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menginap di Sarinah Hotel Bandung, Begini Rasanya

16 Juli 2022   15:17 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:19 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menginap di 'Sarinah Hotel' bareng keluarga. ( Foto: dokumen pribadi)

Banyak yang mengira Sarinah itu hanya bisa ditemukan di Jakarta. Padahal di Bandung juga ada. Tepatnya di Jalan Braga. Memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan di Jakarta.

Pada tahun 1980-an saya sering ke Sarinah yang berupa department store ini. Di sana ada sudut untuk main dingdong, lalu dijual prangko-prangko lama dari luar negeri, dan tentu saja rak buku meski tak banyak.

Pamornya redup seiring menjamur mall modern yang menjulang dan dilengkapi resto serta bioskop. Pada 2010-an Sarinah menjadi bangunan terbengkalai. Menodai keindahan wisata Jalan Braga.

Setelah sekitar 7 tahun dibiarkan, kemudian Sarinah direnovasi. Sama seperti beberapa bangunan di sekitarnya.

Pada 2018, Sarinah pun berdiri kembali. Tentu saja lebih cantik. Apalagi dengan tambahan gedung bertingkat yang merupakan bangunan dari  de Braga Hotel by Artotel. Tapi saya lebih suka menamakannya Sarinah Hotel.

Pagi itu saya sedang mengantar istri  terapi akupuntur. Iseng saya buka grup Facebook Hotel Review Indonesia, tempat para penggemar menginap di hotel. Saya tertarik dengan sebuah lelang voucher hotel bintang 4 dengan harga relatif murah.

Akhirnya, saya bisa mendapatkan voucher itu seharga Rp250.000. Saya merasa beruntung karena saya dari dulu ingin menginap di hotel itu. Iya namanya de Braga Hotel alias Sarinah Hotel versi saya.

Tipe Studio 25 yang saya inapi merupakan kamar paling murah. Sejenis superior. Harga asli di kisaran Rp 600-700 ribu.

Tipe ini sudah terbilang comfy. Apalagi dari lantai 9, saya bisa melihat city view bonus pegunungan di selatan Bandung. Interiornya dominan putih dengan aksen hitam. Dinding dihiasi mural imajinatif yang membuat kamar lebih berwarna.

Resto dan kolam renang di lantai 3. Tapi berjarak. Jadi yang berenang tidak merasa diintip oleh pengunjung resto.

Kolam renangnya ada untuk dewasa dan anak. Bukan jenis infinity pool, tapi tetap dapat latar bangunan kota yang menawan.

Menu resto terbilang biasa saja, juga rasanya. Yang bikin saya suka ada coffee maker dari biji. Bukan kopi instan yang sudah disiapkan di pot. Aromanya sungguh menggugah untuk dihirup saat breakfast dengan setangkup sandwich buatan sendiri.

Saya hampir tidak menemukan masalah sama sekali dari check-in hingga check-out, kecuali satu hal. Ya, pasti bisa menebak. Sama seperti kebanyakan hotel di kota Bandung, yakni lahan parkir.

Saat Saya menginap sedang musim liburan sekolah. Pengunjung hotel membludak. Penataan parkir semrawut. Alhasil Saya kesulitan ketika keluar dari parkir di basement. Untungnya petugas hotel sigap membantu.

Hati-hati saja jika membawa mobil besar saat mendapat parkir di basement. Saya lihat di bagian tikungan banyak baret di tembok.

Saya merekomendasikan hotel ini buat business trip, leisure atau family trip. Lokasinya strategis, banyak obyek wisata, tempat kuliner, dan spot untuk foto-foto.

Jangan lupa untuk mampir ke Sarinah untuk belanja produk-produk lokal ya.

Review lengkap bisa nonton di channel YouTube Benny Info:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun