Mohon tunggu...
radbenitos
radbenitos Mohon Tunggu... Tutor - Nasionalis peranakan Batak-Jawa

Kawan anti nekolim. Dekmar. Kolom filsafat adalah kenyamanan bagi orang-orang woles maupun jalan ninja bagi clan Uchiha dan penggali sejarah ide.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

#FunFact mengenai salib Kristus sebagai simbol

17 April 2022   22:58 Diperbarui: 26 April 2022   22:17 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
temuan Arkeologi di utara Yerusalem, sisa tulang kaki korban penyaliban yang harus putus dan nyangkut di kayu setelah diturunkan paksa

Saya masih ingat persisnya, ketika di kelas Arkeologi diterangkan macam-macam ciri khas mengenai bentuk salib antara katolik maupun protestan, dan salib dari berbagai ordo lainnya atau berbagai negara. Sebelum mengetahui pemaparan dalam kelas tersebut, saya juga sempat heran ketika ada kawan saya sewaktu SMP menggunakan kalung yang diyakininya sebagai salib namun berbentuk huruf T.

Pemaparan dalam kelas itu kemudian memicu saya untuk mengetahui lebih dalam secara sejarah maupun filsafat, "mengapa salib dijadikan simbol bagi Kristen?"


Pada usia saya saat itu, penjelasan bahwa salib adalah simbol Kristus yang mati di kayu salib dan kemudian bangkit sebagai persimbolan kemenangan Tuhan adalah penjelasan yang tidak memuaskan dan membosankan.


Ya jujur, itu pendapat saya waktu itu, sebab disamping peristiwa penyaliban Yesus, kisah mengenai kriminal yang dihukum mati secara salib (sebelum dan sesaat jaman Yesus) sudah sering diceritakan; lantas apakah makna salib yang merupakan SIMBOL KRIMINAL dapat begitu saja beralih karena peristiwa Yesus?

Bisa ditangkap maksudnya?

Lagipula, dari sekian banyak simbol natural maupun supernatural, kenapa harus salib yang identik dengan hukuman mati Yesus dijadikan sebagai simbol?

Keheranan saya saat itu merupakan proses yang wajar, selain sebagai Kristen, juga sebagai remaja yang tertarik hal-hal baru seperti filsafat untuk mempertanyakan banyak hal, dan itu terjadi sebab saya bukanlah umat yang pernah merasa dipaksa/terpaksa untuk percaya Alkitab sebagai satu-satunya sumber untuk memahami spiritualitas (Kecuali untuk urusan pergi ke gereja, saya sering merasa dipaksa oleh Papa sewaktu itu, dan cuma itu saja. Bapak-bapak jaman kita mana tau enaknya nonton Doraemon dan power rangers 😂😁)

Sering berjalannya waktu itulah, saya sempat membaca perikop Plutarch, seorang filsuf Stoa dan sejarawan Romawi berkebangsaan Yunani--yang meskipun hidup di masa Yesus tak mengenal sedikitpun tentang Yesus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun