Ketika Hobi Nulis Jadi Profesi : Enak Nggak, Sih, Jadi Wartawan?

Menulis adalah hobi yang menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi bagaimana jadinya jika hobi tersebut berubah menjadi pekerjaan harian yang penuh tekanan? Apakah ini yang dirasakan oleh Azzah Bulqis Divany? yang awalnya hanya suka merangkai kata, lalu akhirnya terjun ke dunia jurnalistik.

Azzah Bulqis Divany (23) atau yang sering di panggil Azzah, seorang jurnlistik (Internship) di salah satu Stasiun TV di daerah Banten. Ia bercerita di salah satu kesempatan wawancara singkat bahwa awalnya ia hanya menyukai bidang kepenulisan dan membaca novel.

Namun saat SMK orang tua nya merekomendasikan bahwa melanjutkan pendidikan di bidang Broadcasting Jurnalistik adalah hal yang bagus dan menyenangkan, oleh sebab itu ia mengambil Jurusan Broadcasting pada masa SMK dan Ilmu Komunikasi : Jurnalistik pada saat kuliah.

Pada saat SMK Azzah pernah mewakili lomba antar sekolah menjadi Script Writter untuk Lomba Film Pendek berjudul "Koper dan Dasi".

Lalu pada saat masa kuliah Azzah memilih untuk Internship di Banten TV agar menambah pengalaman nya dibidang Jurnalistik, Azzah menjadi Content Wirtter dan Repoter di acara tertentu.

Dari Hobi Menjadi Tanggung Jawab

Menurut Azzah, menjadi wartawan tidak sesimpel duduk di depan laptop dan menulis apa yang ada di kepala. "Semua bisa menjadi berita, tapi tidak semua bisa diberitakan karna berita itu harus mempunyai nilai dan syarat kententuan nya" jelasnya.

Suka Duka yang Tak Terduga

Dibalik keseruan liputan, wartawan juga menghadapi banyak tantangan. Mulai dari Standy by siaran di pagi buta, berburu berita ke narasumber, kondisi lapangan yang tidak menentu, hingga tekanan dari pihak-pihak tertentu.

Tidak hanya liputan, Azzah juga membuat berita untuk ditayangkan melalui website resmi Banten TV. Azzah dituntut untuk selalu kreatif dalam membahas suatu berita agar menarik dibaca

Namun, dari situ ia belajar pentingnya etika jurnalistik dan dokumentasi yang baik.