Masih terpatri dalam benak saya pengalaman luar biasa ketika saya dan sembilan mahasiswa lainnya menjalani KKN di Desa Karya Bersama, Kalimantan Tengah.Â
Kami ditugaskan sebagai agen perubahan yang ditempatkan di desa ini. Dalam benak kami, ide dan harapan tumbuh subur untuk mengubah komoditas lokal menjadi barang yang bernilai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Program unggulan kami adalah mengolah komoditas desa menjadi produk bernilai tinggi, yaitu serundeng abon ikan haruan dan puding kelapa, serta arang briket dari batok kelapa dan sekamp padi.Â
Mengapa kami memilih produk-produk ini? Jawabannya sederhana, karena produk-produk tersebut sejalan dengan sumber daya alam dan potensi desa ini.
Desa Karya Bersama yang terletak di tepi Sungai Kahayan memiliki potensi melimpah, seperti kelapa dan sumber daya alam berupa ikan haruan.Â
Sungai Kahayan yang mengalir di sekitar desa ini memberikan peluang besar untuk mengoptimalkan komoditas tersebut.Â
Kami, sebagai mahasiswa yang memiliki tekad kuat untuk memberikan dampak positif, merasa bahwa mengolah komoditas lokal menjadi produk bernilai tinggi adalah langkah yang tepat.
Launching Produk Kolaborasi Mahasiswa KKN dan PKK Karya Bersama
Semangat dan dedikasi kami untuk berkontribusi kepada masyarakat setempat tetap membara. Kegiatan launching produk menjadi salah satu momen penting yang telah kami rencanakan sejak awal.
Kegiatan launching produk ini adalah salah satu program unggulan yang kami tawarkan kepada masyarakat Desa Karya Bersama.Â
Pada tanggal 15 Agustus 2022 lalu, produk-produk unggulan hasil kolaborasi kami dengan ibu-ibu PKK diresmikan. Produk-produk tersebut meliputi arang briket dari batok kelapa dan sekam padi, serta serundeng abon ikan haruan dan puding kelapa.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa pihak, termasuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop), serta Dinas Perikanan Kabupaten Pulang Pisau.Â
Kegiatan ini digelar di halaman depan kantor desa, mencerminkan antusiasme dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan instansi terkait.
Dukungan dari Dinas Terkait
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan edukasi kepada masyarakat, agar produk-produk yang telah dibuat bisa berhasil dipasarkan dan menjadi produk unggulan desa.
Kepala Desa Karya Bersama, Basirah, mengungkapkan rasa terima kasih kepada kami, para mahasiswa KKN, yang telah memberikan banyak ide dan terobosan dalam pengelolaan sumber daya alam di desanya.Â
Ia juga menyoroti fakta bahwa produk yang diluncurkan pada hari itu adalah produk baru yang sebelumnya tidak pernah ada di desa.Â
Batok kelapa dan sekam padi, yang sering kali dibuang begitu saja, ternyata memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diolah dengan benar.
Selain itu, ia juga mengingatkan tentang potensi ikan haruan, yang sebelumnya hanya digunakan untuk konsumsi pribadi atau diolah menjadi ikan asin.Â
Melihat potensi ikan tersebut sebagai salah satu sumber daya alam yang melimpah di desa, kami merasa perlu memanfaatkannya lebih baik.
Salah satu rekan kami, Almuhaimin Kembara, mahasiswa asal Universitas Riau, menuturkan bagaimana ide serundeng abon ikan haruan awalnya tidak masuk dalam program kerja kami.Â
Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya ikan dan kelapa yang kami temui, kami merasa perlu menggabungkan konsep abon dan serundeng ini.
Lengga Hasanah Siregar, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat, Sumber Daya Alam, dan Teknologi Tepat Guna, memberikan apresiasi kepada kegiatan ini.Â
Menurutnya, produk yang kami luncurkan sudah bagus dan sesuai dengan tren saat ini, terutama arang briket. Nilai jualnya sangat tinggi.Â
Ia juga memberikan saran agar produk arang briket kami diperdalam melalui penelitian yang lebih mendalam, termasuk uji kualitas bara, ketahanan, dan analisis kimia.
Selanjutnya, Dewi Srirejeki, Kepala Bidang Industri dari Disperindagkop, memberikan panduan terkait pemasaran dan bisnis.Â
Dia menekankan bahwa pemula dapat memulai dari kelompok Industri Kecil Menengah (IKM) sebelum berkembang menjadi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Â
Ia juga membagikan informasi penting mengenai persyaratan seperti izin dari Dinas Kesehatan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk makanan dan minuman.Â
Masukkan dan Saran untuk Produk
Dinas Perikanan Kabupaten Pulang Pisau yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Perijinan dan Penguatan Daya Saing Produk, Yulianto, memberikan informasi penting terkait manfaat gizi dari produk kami, yaitu serundeng abon ikan haruan.Â
Ia menyoroti tingginya kandungan protein dalam ikan haruan, yang menjadikan produk ini sangat baik untuk dikonsumsi.
Namun, Yulianto juga memberikan masukan terkait kemasan produk. Menurutnya, kemasan produk bisa ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing di pasaran. Hal ini tidak lain untuk bersaing dengan produk sejenis, kami perlu menciptakan keunikan dalam kemasan dan penyajian produk.
Kepada masyarakat, Yulianto berharap agar kolaborasi ini bukan hanya sebatas kegiatan KKN, tetapi benar-benar dijalankan dengan serius untuk menjadikan produk-produk ini sebagai produk unggulan desa.Â
Saat acara berlangsung, Yulianto sempat memberikan saran yang mengundang gelak tawa para tamu undangan.Â
"Sekarang kan arang briketnya terbuat dari batok kelapa dan sekam padi, nah ke depannya tolong dibuat arang briket dari tulang ikan biar unik," ujarnya dengan senyum.Â
Komentar tersebut mencerminkan semangat kreatifitas dan inovasi yang kami usung.
Menanggapi harapan Yulianto untuk menjadikan produk ini sebagai produk unggulan desa, Renny Rakhmawati R. Badar, Analis Kebijakan Ahli Muda DPMD, memberikan harapan dan dukungan.Â
Ia menyatakan bahwa DPMD siap mendukung pembentukan IKM di desa ini. Kami merasa sangat bersyukur atas dukungan ini, karena hal ini akan membantu kami mengembangkan produk-produk ini lebih lanjut.
Mewakili kelompok kami, Anton Yordan, berbicara tentang keterbatasan yang kami hadapi. Kami belum memiliki data penelitian yang mendalam tentang produk-produk ini.Â
Saat ini, kami hanya dapat membuatnya secara manual karena keterbatasan sumber daya dan waktu yang singkat. Namun, ketika itu kami berencana untuk melakukan uji laboratorium untuk meningkatkan kualitas produk kami.
Kami juga melakukan perbandingan antara arang briket dari batok kelapa dan sekam padi dengan arang biasa dari kayu.Â
Hasilnya cukup mengejutkan. Arang briket batok kelapa memiliki nyala yang lebih kuat dibandingkan dengan arang biasa. Arang briket juga lebih tahan lama. Satu balok ketebalan 2 cm dapat bertahan hingga 2 jam tanpa mengeluarkan api saat dikipas.
Sementara itu, arang briket dari sekam padi mampu bertahan selama sekitar 1 jam, sementara arang biasa hanya beberapa menit sebelum berubah menjadi abu. Ini adalah temuan yang menarik dan menjadi alasan kuat untuk terus mengembangkan produk ini.
Produk-produk yang kami luncurkan pada hari itu dipamerkan pada tanggal 19 Agustus di Stadion mini Universitas Palangka Raya, tempat penutupan KKN Kebangsaan tahun 2022.Â
Kami sangat bersemangat dan berharap bahwa produk-produk ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan mendapatkan tempat di pasar yang lebih luas.
***
Kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa dengan semangat dan kerja sama, kita dapat menciptakan perubahan positif di masyarakat.Â
Produk-produk unggulan ini bukan hanya produk, tetapi juga cerminan dari usaha keras dan dedikasi kami sebagai agen perubahan.Â
Kami percaya bahwa kolaborasi seperti ini adalah kunci untuk menciptakan kemandirian desa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah pedesaan.
Semoga cerita pengalaman saya dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menciptakan perubahan yang positif.Â
Kolaborasi antara mahasiswa KKN dan ibu-ibu PKK di Desa Karya Bersama adalah sebuah langkah kecil yang memiliki dampak besar, dan kami berharap dapat melihat perkembangan lebih lanjut dari produk-produk unggulan ini di masa depan.
SELESAI.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya