Mohon tunggu...
Benedict Hardyanto
Benedict Hardyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi UKSW

hanya seorang mahasiswa biasa yang mengeluarkan curahan hatinya

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Formula 1, Balapan atau Uang?

5 Agustus 2019   15:12 Diperbarui: 8 Agustus 2019   12:41 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini

Formula Satu, disingkat F1 atau lengkapnya FIA Formula One World Championship, merupakan ajang balapan mobil formula kelas kursi tunggal tertinggi di atas Formula Dua (F2) dan Formula Tiga (F3). Terdiri dari sejumlah seri balapan yang dikenal dengan istilah Grand Prix. Balapan diselenggarakan di dalam sirkuit atau jalan umum dalam kota yang ditutup untuk umum. Hasilnya menentukan dua gelar juara dunia, satu untuk pembalap dan satu lagi untuk konstruktor.

Pada balapan, mobil ini dapat mencapai kecepatan lebih dari 300 km/jam yang dihasilkan oleh mesin yang dapat mencapai tenaga sebesar 850 daya kuda pada putaran mesin sekitar 18.000 rpm (per 2005). 

Aturan mainnya diatur oleh Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), yang bermarkas di Place de la Concorde, Paris. Presidennya yang sekarang adalah Jean Todt, dan secara umum disponsori dan diatur oleh pemegang hak komersial resmi Bernie Ecclestone melalui berbagai perusahaan.

Ajang balapan yang dimulai pada tahun 1950 ini merupakan balapan termahal dari segi produksi maupun olahraganya sendiri, mengapa? Karena balapan F1 terdiri dari beberapa tim (sekarang 10 Tim) yakni, Scuderia Ferrari, Renault Sports, Mclaren, Williams, Mercedes AMG, Alfa Romeo, Toro Rosso(RedBull), RedBull Racing, dan Racing Point. Dimana setiap tim harus memproduksi chassis (bentuk Mobil) yang sudah disesuaikan oleh FIA setiap tahunnya, termasuk dengan budget per tim, mesin (paling mahal), serta komponen-komponen lainnya. Terhitung dari seluruh peneletian, pengembangan, dan teknologi seharga sekitar 40 juta Poundsterling atau 750 milliar Rupiah belum termasuk biaya pembalap, mekanik, dan lainnya. Biaya pembalap di tentukan tergantung kontrak yang disetujui oleh pembalap itu sendiri dengan tim yang bersangkutan.

Olahraga balapan mobil favorit ini juga banyak melahirkan legenda-legenda yang dikenal karena skill atau keterampilannya dalam mengemudikan jet darat ini seperti, Michael Schumacher, Ayrton Senna, Niki Lauda, Jack Villeneuve, Alain Prost, James Hunt, Juan Manuel Fangio, Jim Clark, Jackie Stewart, dan Graham Hill. Mereka semua merupakan legenda yang dikenal dalam menyajikan pertunjukan aksi overtaking (menyalip) dan rivalry (persaingan) yang tidak bisa dilupakan oleh seluruh fans F1 di dunia.

Masalah-masalah finansial merupakan masalah paling utama yang harus di hadapi oleh para tim, seperti Toyota, BMW, Manor Racing, Force India (sekarang Racing Point), Honda F1 (dibeli Ross Brawn menjadi Brawn GP dan menjadi Mercedes AMG), Super Aguri, Minardi, Lotus (sekarang Renault), Caterham, dan Jaguar.

Para tim tersebut keluar dari F1 dengan satu alasan pasti yakni, finansial disamping regulasi-regulasi yang di keluarkan FIA.

Honda Racing F1 Team atau yang lebih dikenal dengan Honda, merupakan raksasa mobil Jepang yang berhenti dari F1 dikarenakan penurunan finansial global pada akhir musim 2008 dan dibeli oleh Ross Brawn dan diganti menjadi Brawn GP. Tentunya melihat mundurnya tim-tim yang bersaing di F1 sangatlah awam mengingat hanya 3 tim besar di F1 sekarang ini yang bisa bersaing di podium.

Hal finansial lainnya juga dirasakan oleh pembalap seperti Rio Haryanto, pembalap pertama asal Indonesia dan satu-satunya yang menjadi kebanggaan Indonesia, sampai televisi nasional menghadirkan siaran langsung balapan F1 karna kepopuleran Rio Haryanto.

Rio, pertama kali masuk ke rancah F1 bergabung dengan tim underdog asal Inggris bernama Manor Racing MRT(sebelumnya Marussia F1 Team) di awal musim 2016. Tetapi dibali kabar gembira itu sendiri hal yang sangat tidak mengeenakkan adalah masalah finansial. Dalam kontraknya Rio di beri syarat bergabung ke Tim Manor dengan membayar 15,5 juta euro, tentu hal ini menjadikan Rio sebagai paydriver, seseorang yang membeli kursi di jet darat ini. Dikarenakan banyaknya uang yang dibutuhkan, Rio hanya bisa membayar 3 juta euro ke Manor dan sisanya akan dibayar dengan tambahan dari Pertamina sebanyak 5.2 juta euro. Alhasil, dikarenakan Rio tidak dapat membayar uang yang disesuaikan Rio hanya bisa ikut 12 balapan dalam satu musim dan digantikan oleh Esteban Ocon, yang juga membayar kursi di F1.

Banyak orang yang bilang "Only the richest kids can become the F1 Drivers.". Seperti Lance Stroll yang membeli kursi F1 di Williams dan sekarang (2019) bergabung di SportPesa Racing Point, yang dibeli Ayahnya. Tetapi untuk masuk kedalam rancah F1 saja harus memiliki lisensi khusus yang di keluarkan oleh FIA, seperti harus mengikutin kejuaraan junior, mendapatkan poin minimal sepanjang karir, dan sebagainya.

"...Saya pikir, sekali lagi, orang Jerman cukup mudah dengan cara mereka menghabiskan uang mereka dan sayangnya balap junior, mulai dari karting dan melalui seri setelah itu - saya pikir - terlalu mahal. Nico dan saya sendiri saling menikmati di go-kart dan saling berlomba. Saya pikir latar belakangnya tidak sama. Saya pikir memberi kita kesempatan yang sama hari ini, saya pikir karir kita akan berhenti dengan segera karena kita tidak punya uang saku untuk melakukannya. Jadi, saya pikir secara keseluruhan, untuk memungkinkan lebih banyak anak - anak laki-laki dan perempuan - untuk memulai balapan, olahraga harus jauh lebih murah, karena saat ini saya pikir itu terlalu mahal dan tidak terjangkau bagi kebanyakan orang." Kata Sebastian Vettel, 4 kali juara dunia Formula Satu pada pers di Jerman GP 2019.

Jadi, apakah menjadi pengemudi di mobil kursi tunggal ini harus mengeluarkan uang yang banyak?

Ya, karena memang olahraga balapan mobil merupakan olahraga yang harus memiliki modal untuk berpartisipasi terlebih di F1. Selain mahal, olahraga balapan mobil merupakan olahraga yang sangat membahayakan. Jules Bianchi merupakan pembalap terakhir yang meninggal di ajang balapan Formula Satu ini pada tahun 2014 di Sirkuit Internasional Suzuka, Jepang. Hal ini lah yang juga menjadi perhatian setiap orang. Tetapi di era F1 modern ini, keselamatan adalah nomor satu. 

Saat Ini FIA sudah mempertimbangkan biaya-biaya yang harus di keluarkan pertim sesuai dengan posisi tim untuk musim berikutnya, dan juga bisa kita bilang bahwa "modal" untuk menjadi pengemudi jet darat ini merupakan hal yang tidak bisa kita hindari.

Jadi, Formula 1 itu Balapan atau Uang? Jawabannya dapat dilihat dari dua sudut pandang, dari sudut pandang pertunjukan, kita bisa melihat aksi yang diluar dugaan atau, mungkin juga keadaan cuaca seperti hujan, yang membuat prediksi posisi pertama menjadi sulit dan menegangkan, menjadi pemicu mengapa orang-orang "mencintai F1". Dan dari sudut pandang keuangan, memang faktanya menjadi Driver F1 sendiri memiliki gaji yang sangat tinggi, bahkan bisa melebihi seorang pilot untuk satu kali balapan, tapi modal awal dalam perjalanan menuju kursi F1 itu sangatlah tinggi. Sehingga sangat jarang sekali ada yang mau mengambil profesi ini, dikarenakan harus memiliki ambisi dan talenta serta komitmen yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun