1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi modern tidak bisa dilepaskan dari hadirnya Artificial Intelligence (AI). Mulai dari belanja online, asisten virtual, sampai sistem navigasi, AI sudah hadir di sekitar kita. Kemudian, muncul Generative AI yang lebih mengejutkan lagi: mesin kini mampu menulis, menggambar, bahkan menciptakan musik.
Semua itu berdiri di atas fondasi matematika. Konsep-konsep seperti aljabar linear, kalkulus, probabilitas, dan statistika adalah 'mesin tersembunyi' yang membuat AI bisa belajar dan berpikir.
2. Sejarah Perkembangan AI
AI bermula dari gagasan Alan Turing di tahun 1936 dengan konsep Turing Machine. Pertanyaan mendasar yang ia ajukan, 'Bisakah mesin berpikir?', masih relevan sampai hari ini.
Pada 1956, John McCarthy bersama koleganya memperkenalkan istilah Artificial Intelligence dalam Dartmouth Conference. Sejak itu, penelitian AI tumbuh pesat, meski sempat terhenti pada periode AI Winter. Baru pada 1990-an, AI bangkit kembali lewat pendekatan machine learning, ketika mesin mulai bisa belajar dari data.
3. Peran Matematika dalam AI
Matematika adalah fondasi AI:
- Aljabar linear mengubah data (teks, gambar, suara) menjadi vektor dan matriks.
- Kalkulus membantu proses optimasi, khususnya saat melatih jaringan saraf tiruan.
- Statistika dan probabilitas menjadi dasar algoritma pembelajaran mesin.
- Teori informasi dipakai untuk mengukur kualitas dan akurasi model.
Tanpa matematika, AI hanyalah ide abstrak tanpa nyawa.