Â
   Berawal dari permintaan rekannya, yang minta dibuatkan adaptor untuk efek gitar. Aldo lalu memfokuskan dirinya terjun sebagai pembuat efek (fx) gitar. "Dulu ceritanya ada seorang teman yang main band, karena dia tahu saya jurusan teknik elektro, dia minta dibuatkan adaptor untuk efek gitar". Setelah dirinya berhasil, permintaan temannya lalu meningkat. "Teman saya minta dibuatkan fx gitar, karena berhasil membuat adaptor efek gitar", kenang Aldo.
Setelah berhasil membuat fx gitar pesanan temannya. Aldo lalu mempunyai pemikiran, alangkah baiknya jika ia mempunyai fx gitar dengan merknya sendiri. Aldopun berpetualang mencari referensi fx gitar. "Saya bisa sampai sejauh itu, karena saya terinspirasi sama Chase Bliss Audio". Aldo sendiri mengidolakan merk Chase Bliss Audio, baginya mereka mempunyai kemampuan yang diatas rata-rata dibidang fx gitar. "Mereka punya skil yang dewa banget-jenius banget", ujar Aldo. Dalam membuat fx gitar Aldo juga menelaah, produksi fx dalam negeri.
   Menurut pandangan Aldo ada juga merk lokal yang mempengaruhi pasar, bahkan sampai merubah kondisi pasar asesoris fx gitar. "Ada dua brand fx gitar yang dibuat oleh produksi lokal, nama brandnya; Pedal TS-9 dan GFI system". Tentang fx gitar FM Pedal, Aldo menuturkan bahwa dirinya punya pengalaman yang berkesan. "Saya punya pengalaman tersendiri terhadap FM Pedal, karena dalam masa merintis usaha saya dulu, saya banyak diberi masukan oleh pemiliknya, yakni; Mas Ifan, saya sempat bertukar pikiran, tentang software, alat dan tools lainnya, dalam menunjang pembuatan fx gitar Analogi Electronic ini", jelas Aldo yang berasal dari Palu.
"Kita mencoba menyambangi channel YouTube yang mengulas tentang efek-efek gitar, namanya RigRig Demo-milik Mas Iga Masardi dari band Barasuara. Menyikapi persaingan efek gitar ditanah air. Aldo mempunyai jawaban yang unik. "Bagi saya kita sebagai pembuat efek gitar dalam negeri, harus bersatu, karena kompetitor sebenarnya adalah efek gitar buatan luar negeri, kita seharusnya bersatu dan saling mensuport satu sama lain", terang Aldo.Â
Dikatakan Aldo, bahwa tidak ada gunanya kita mencari kelemahan antar pembuat efek gitar dalam negeri. "Kita sebagai sesama pembuat efek gitar, khususnya dalam negeri, tidak usah sibuk mencari kelemahan, lebih baik kita terus memberikan kualitas yang terbaik dari produk kita, sehingga paling tidak pasar lokal bisa kita pegang", ucap Aldo.
"Produk kami bisa ditemui di toko Hiend Guitar di Bali", pungkas Aldo. Mimpi saya yang sebenarnya adalah ikut NAMM Show. "NAMM Show sendiri adalah event musik terbesar yang diselenggarakan di Amerika Serikat". Berbicara masalah produk, Analogi Electronic sendiri sudah mempunyai beberapa produk. "Dari Analogi Electronic sendiri sudah menelurkan beberapa jenis efek gitar; Card Drive jenisnya Overdrive, Ghost Fuzz itu efek Fuzz, dan produk yang belum lama ini rilis adalah First Aid itu Analog Echo. Itu pedal Echo yang bisa dimanfaatin sebagai pedal Delay", ujar Aldo.Â
Saat Aldo mempekerjakan orang ia ingin memberikan kebebasan bagi karyawannya. "Untuk saat ini staff kita ada 4 orang, itu juga teman-teman kampus sendiri, saya pengen mempekerjakan mereka dengan digaji layak secara UMR, tapi mereka bisa tetap kuliah". Menurut Aldo dirinya juga terbuka dengan berbagai masukan. "Saya terbuka saja, kalau staff saya mau bertukar pikiran, itu tidak menjadi masalah buat saya", jelas Aldo.