Setiap nonton wayang kulit dalang kesukaanku Seno Nugroho, yang ku tunggu-tunggu adegan Goro Goro.
Akan tiba sebuah masa (titi mongso) sulit dan gelap gulita dalam berkehidupan. Sebuah titi mongso yang harus dilalui oleh sebuah bangsa sebelum memasuki jaman kencono (jaman keemasan).
Masa gelap tersebut dinamakan dengan istilah goro-goro, yang ditandai dengan beberapa pertanda alam secara beruntun.
Dan pada masa itu turunlah Punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong sebagai penyeimbang masa kelam tersebut.
Kini kita pun dihadapkan oleh masa kelam politik dalam negeri yang kian berkecamuk. Dari Intoleransi di berbagai daerah, Demo SARA, Bencana Alam, Bencana Virus Corona, Korupsi hingga Celoteh Para Cendikiawan dan Politikus Meresahkan Masyarakat.
Belum masalah Hukum yang dirasa masih Tebang Pilih dan Ekonomi amburadul.
Lucunya baik Gubernur, Walikota dan Anggota Dewan yang mereka selalu gembar-gembor Atas Nama Rakyat justru banyak membuat Geram Rakyat atas celoteh dan sikap kebijakannya
Hebatnya rakyat sudah berani tampil diri, saling claim dan tuduh sebagai BuzzerRp membela kalangan tertentu dan berani tampil hebat melebihi Pengamat Politik dan Ekonomi di Medsos.
Satu sisi gemas akan isu-isu dan realita, satu sisi bangga Rakyat Sudah Cerdas
Kadang berpikir:
Dimanakah Aku Hidup sekarang ini ?
Negaraku serasa BUKAN Negaraku lagi, Indonesia yang Ramah Gemah Ripah Loh Jinawi
Kita sekarang hidup dalam Alam Dimensi, penuh harapan dan ketakutan
Harapan akan Kedamaian dan Kesejahteraan
Maka tak heran banyak Ilusi muncul di masyarakat Kerajaan-kerajaan Halu, Investasi Bodong, Praktek Penggandaan Uang