Mohon tunggu...
ben10pku
ben10pku Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati (yang kata banyak orang) sangat jeli menilai sesuatu.

Generasi 70an. Suka membaca novel pengembangan kepribadian. Tokoh favorit adalah karakter-karakter Walt Disney.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trump vs Hillary, Siapa yang Menang?

20 Oktober 2016   15:43 Diperbarui: 20 Oktober 2016   16:17 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.waspada.co.id

Perdebatan capres Amerika Serikat tahun inilah (2016) yang paling heboh dan seru untuk ditonton. Dua kandidat presidennya yaitu Hillary Clinton dan Donald Trump dari kubu yang berbeda (Hillary dari partai Demokrat dan Trump dari partai Republik) bukannya mempromosikan programnya masing-masing tetapi malah saling serang dan saling menjelek-jelekkan. Saking kentalnya perseteruan ini menyebabkan sebagian publik AS merasa tidak nyaman dengan situasi ini dan bahkan banyak yang berpendapat bahwa kedua kandidat presiden ini bukanlah favorit mereka. Saya sendiri juga ikut merasakan keseruan perseteruan capres ini. Lalu pertanyaan utamanya adalah siapa yang bakal menang?

Daftar ‘Dosa’ Hillary

irishtimes.com
irishtimes.com
Berikut adalah ‘dosa’ Hillary yang kebanyakan berasal dari kesalahan masa lalunya.
  • Hillary dianggap bertanggungjawab atas skandal investasi properti Whitewater di tahun 1990-an yang dilakukannya bersama suaminya, Bill Clinton.
  • Hillary dianggap bertanggungjawab untuk serangan terhadap area diplomatik Amerika di Benghazi, Libya tahun 2012, ketika ia menjabat Menteri Luar Negeri.
  • Dia juga dianggap bersalah menggunakan server surat elektronik pribadi ketika sedang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
  • Dia juga harus menghadapi cibiran publik AS perihal skandal seks suaminya di tahun 1980-an dan 1990-an.

Daftar ‘Dosa’ Trump

sumber: www.citraindonesia.com
sumber: www.citraindonesia.com
Berikut adalah ‘dosa’ Trump yang kebanyakan adalah wacana dan penghinaan yang dilontarkan olehnya.
  • Berencana melarang umat muslim datang ke Amerika.
  • Berencana memberi tanda pengenal khusus untuk orang muslim.
  • Berencana menutup seluruh masjid yang ada di Amerika Serikat.
  • Berencana mendeportasi 11 juta orang hispanik yang tidak memiliki dokumen lengkap.
  • Menghina imigran asal Meksiko sebagai pecandu obat-obatan dan kriminal.
  • Menghina seorang wanita pembawa acara televisi Fox News dengan mengatakan bahwa sang pembawa acara sedang menstruasi.
  • Mengusir wartawan keturunan Meksiko saat sesi wawancara sedang berlangsung.
  • Mencela wajah kandidat calon Presiden Carly Fiorina saat debat kedua calon Presiden.
  • Mencela gaya rambut terbaru Hillary Clinton.
  • Menentang dan tidak mendukung Barack Obama sebagai Presiden AS.
  • Terlibat dalam kasus percakapan cabul sesama pria yang merendahkan wanita di locker room yang terjadi pada tahun 2005.

‘Dosa’ Hillary vs ‘Dosa’ Trump

Perbedaan utama ‘dosa-dosa’ capres ini adalah pada waktu  kejadiannya. Pada Hillary, kebanyakan terjadi di masa lalu. Dia juga harus ikut menanggung ‘dosa-dosa’ yang diperbuat oleh suaminya, Bill. Kesalahan yang dilakukan Hillary itu bisa dikatakan berskala besar karena dilakukan saat suaminya dan dia menjabat sebagai pejabat pemerintah. Bisa dibilang ‘dosa-‘dosa’ ini sangat tidak termaafkan bagi publik AS.

Berbeda dengan Hillary, kesalahan Trump sebenarnya tidaklah sebesar Hillary karena dia seorang pebisnis jadi bisa dibilang bebas dari tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Tetapi karena gaya berbicaranya yang arogan dan ceplas-ceplos menjadikan dia sasaran empuk pesaingnya. Dari daftar ‘dosa’ Trump bisa disimpulkan bahwa semuanya berasal pernyataannya yang masih bersifat wacana dan belum pasti dilakukan.

Lalu Siapa yang Menang?

Sebenarnya di atas kertas harusnya Trump yang menang. Kenapa? Trump juga cukup disukai oleh pemimpin dunia lainnya seperti Putin sedangkan Hillary cukup dibenci oleh pemimpin dunia seperti Putin. Tetapi politik ini kan masalah hati. Jadi pencitraan itu yang utama. Masalahnya Trump dengan komentar-komentar negatifnya mendapatkan citra yang cukup buruk bagi publik AS. Berbeda dengan Trump, Hillary meskipun dibayangi oleh ‘dosa-dosa’ masa lalunya tetapi lebih sedikit melontarkan komentar-komentar yang kontroversial dibandingkan Trump.

Jadi ini adalah masalah hati dan pikiran. Jika rasionalitas yang digunakan oleh publik AS besar kemungkinan Trump yang bakal menang. Tetapi jika hati yang digunakan oleh publik AS maka besar kemungkinan Hillary yang bakal menang. Akhir kata siapapun yang menjadi presiden AS mudah-mudahan bisa membawa perubahan dunia yang lebih baik khususnya bagi negara kita yang tercinta, Indonesia. Amin....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun