Mohon tunggu...
BEM FMIPA UNY
BEM FMIPA UNY Mohon Tunggu... -

BEM FMIPA UNY adalah Lembaga Eksekutif di wilayah fakultas MIPA kampus UNY

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Cuma Janji, Tapi Bukti

21 Juni 2014   03:48 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

HariRabu, 9 Juli 2014 bangsa Indonesia akan kembali memilih pemimpin negara, setelah 5 tahun silam telah terpilih seorang presiden, yakni Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono yang pada tanggal 20 Oktober 2014 nanti, masa kepemimpinannya akan berakhir, dan akan digantikan oleh presiden-wakil presiden terpilih periode 2014-2019.

Pemilu presiden kali ini, diikuti oleh 2 pasangan calon presiden dan wakil presiden, dengan rincian, nomor urut 1, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut 2, pasangan Joko widodo-Jusuf Kalla. Kedua pasangan capres-cawapres telah memulai kampanye di berbagai wilayah di Indonesia, dengan metode dan ciri khas cara berkampanye masing-masing pasangan. Misalnya saja, Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi, berkampanye dengan metode ‘blusukannya’ ke pasar-pasar tradisional, menemui para pedagang, berdialog langsung dengan mereka, dan bertanya langsung masalah-masalah apa yang mereka hadapi. Lain halnya dengan Pak Prabowo yang berkampanye dengan caranya tegas dan berapi-api dalam menyampaikan visi misinya jika kelak terpilih menjadi seorang presiden. Debat capres-cawapres telah dilaksankan 2 kali, yaitu tanggal 5 Juni 2014 dan debat kedua tanggal 15 Juni 2014. Pada debat yang pertama masih membahas mengenai visi misi yang diusung oleh masing-masing pasangan capres-cawapres, kemudian debat yang kedua capres saling bertanya jawab mengenai program-program apa saja yang akan di terapkan jika kelak menjadi presiden. Para tim sukses dari masing-masing pasangan terus melakukan kampanye di berbagai kota, mengumpulkan relawan pendukung, dan melakukan berbagai upaya demi meraih RI-1.

Jika kita lihat para pasangan capres-cawapres berlomba-lomba menggembar-nggemborkan visi misi yang super, dengan gaya yang mantap, menarik simpati dari rakyat Indonesia. Yang perlu menjadi catatan disini adalah, apa benar hal-hal yang telah dijanjikan saat kampanye akan terealisasi setelah mereka terpilih menjadi pasangan presiden dan wakil presiden? Jika benar, kita patut bersyukur mempunyai seorang pemimpin yang memang benar-benar amanah dan jujur, tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka apa yang bisa kita harapkan dari pemimpin seperti itu? Indonesia adalah negara yang besar, terdiri dari beribu-ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, beribu-ribu bahasa dan suku bangsa. Indonesia juga terkenal dengan sumber daya alamnya yang sangat luar biasa, bahkan Koes Plus, salah satu band yangkondang ditahun 70-an, mengibaratkan Indonesia itu sebagai ‘tanah surga’, dimana tongkat dan batu itu bisa menjadi tanaman. Bisa dibayangkan betapa Indonesia itu adalah negara yang sangat kaya raya dari segi geografis dan sumber daya alam, tetapi kenapa sampai saat ini masyarakat Indonesia belum bisa merasakan kekayaan itu? Apa yang salah dari kita? Itu menjadi dua pertanyaan penting, yang patut diperhatikan bukan hanya oleh capres-cawapres saja, tetapi oleh kita semua. Rakyat Indonesia masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, tingkat pendidikannya di sebagian pulau masih rendah, dan tingkat kesejahteraan rakyatnya masih jauh dari kata memadai. Padahal, melihat kondisi geografis dan sumber daya alam Indonesia yang sangat luar biasa, peluang Indonesia menjadi ‘macan asia’ sangatlah besar, tak hanya ‘macan asia’, menjadi negara majupun, sangat mungkin bagi Indonesia, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Oleh karena itu, diharapkan kelak, jika pasangan presiden dan wakil presiden sudah terpilih, perlu membenahi sistem pemerintahan kita, mulai dari penanggualangan masalah korupsi yang kian lama smakin merajalela, peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, peningkatan kualiatas Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, sehingga melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan Indonesia mampu menjadi negara yang rakyatnya sejahtera, makmur, danmenjadi negara yang mampu bersaing di ranah internasional, baik dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hankam.

Melalui momen pemilu ini, diharapkan masyarakat semakin jeli dalam menentukan pilihan. Selain kita lihat dari aspek birokrasinya, kita juga perlu melihat dari aspek agamanya, karena baiknya orang, bisa kita lihat dari agamanya, jika agamanya baik, bisa dipastikan perbuatannya baik, karena ia mengetahui betul konsekuensi yang harus ditanggung, jika ia melanggar ketentuan yang sudah ada.

Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang tegas, tegas dalam bersikap, dan tegas dalam mengambil keputusan. Rakyat sudah bosan dengan semua janji manisyang diucapkan calon pejabat saat kampanye, karena sebagian besar janji-janji itu banyak yang tak terbukti. Rakyat juga sudah terlalu bosan, mendengar pemberitaan di media masa, yang memberitakan para pejabat negeri ini melakukan tindak pidana korupsi. Jika kita telaah, hutang luar negeri kita saja sudah sangat banyak, bagaimana pemerintah bisa melunasinya, jika uang negara malah terus terkuras karena ulah para koruptor, untuk kesenangan pribadinya. Apa mereka tidak pernah berfikir, jika gaji mereka juga sudah sangat besar, bahkan per bulannya mencapai 20 juta, angka yang besar bukan? Tapi kok masih tega untuk berbuat korup. Apa mereka tidak pernah memikirkan nasib sebagian rakyatnya yang masih hidup menderita, bahkan untuk sekedar merabahkan diripun, mereka tak punya tempat, hingga mereka harus rela tinggal di kolong jembatan, dan mengais makanan di tong sampah. Memang menurut sebagian dari kita itu adalah hal yang jijik, tapi mereka tak punya pilihan lain, karena hanya dengan itulah mereka dapat terus menyambung hidup.

Oleh karena itu, mari melalui momen pemilu ini, kita sebagai bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang cerdas dalam memilih, karena suara kitalah yang akan menentukan nasib bangsa kita kedepan. Walaupun banyak sisi negatif yang ada di Indonesia, kita harus tetap bangga menjadi warga negara Indonesia, dan kita juga harus tetap optimis, bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan disegani dimata dunia internasional.

Mari memilih!

Annisa Suminar/P.IPA/2013

Sekolah Menulis 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun