Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Sudut Filsafat (8)

4 Agustus 2021   20:24 Diperbarui: 4 Agustus 2021   20:31 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup hari demi hari itu filsafat. Di kalangan Suku Buna' di Pulau Timor, tidak ada nama hari. Mereka hanya punya nama, 'hot mil', 'siang hari'. Siang hari ini, 'mete hot mil'. Besok, 'le gie'. Lusa, 'hilere'. Kemarin, 'ere no'. Kemarin dulu, 'hilere no'.  Untuk hitung hari-hari selanjutnya, pakai angka. Tiga hari lalu. Tiga hari lagi. Hari Minggu mereka kenal sesudah Agama Kristen masuk tahun 1880. Tiap hari itu sama termasuk hari Minggu. Apa filsafat di balik hari tanpa nama ini? 

Orang Buna' mempunyai falsafah tentang hari sebagai kesempatan siang, ada matahari untuk mereka kerja dan malam ada kesemtan untuk istirahat. 'HOT  ESEN', TUHAN, sudah atur demikian. Semua hari itu sama. Tidak ada hari besar dan hari biasa. Semua hari itu besar, semua hari itu biasa. Sama. Tidak ada hari khusus untuk sembahyang. 

Tiap hari mereka sembahyang dengan cara mereka. Dalam sembahyang mereka buat sajian berupa sirih-pinang untuk 'mugen bei mil', roh leluhur ', sajian daging dan beras mentah yang dihambur untuk 'muk gomo late', roh yang jahat, sajian daging matang dan nasi diisi dalam anyaman yang indah untuk 'muk gomo loi', roh yang baik. Untuk 'Hot Esen' mereka tidak persembahkan apa-apa, hanya  rentangkan tangan dan  angkat hati. 

Tidak ada persembahan untuk 'Hot Esen' ini ada alasannya.  'Hot Esen' itu Sang Pemilik, DIA tidak butuh apa-apa, tidak terima apa-apa. DIA hanya terima perbuatan yang baik. Maka orang Buna' pikir baik dan benar, bicara baik dan benar, buat baik dan benar, itu yang dipersembahkan kepada 'Hot Esen' sebagai sajian tiap hari.

Hari-hari itu sama. Ada kesepakatan, hari syukur atas kelahiran, hari pesta perkawinan, hari syukur panen, hari berkabung dan hari tolak bala. Di luar hari-hari yang disepakati ini, semua hari itu sama. Bulan pun lamanya dilihat dari bulan sabit dan bulan purnama, tahun dihitung atas tibanya musim hujan dan musim kemarau. Ini filsafat hidup suku Buna'. 

Falsafah hidup seperti inilah yang dimiliki dan dihayati oleh setiap kita. Maka keterikatan setiap orang pada ajaran dan tradisi yang berlaku di tempat tertentu pada waktu tertentu lalu dirumuskan dan disepakati, itulah filsafat. Perbandingan dengan pandangan hidup orang lain di tempat lain, boleh saja. Itu kalau dibuat dengan sistimatika ilmiah, disebut filsafat yang dicap sebagai ilmu tinggi yang berlaku untuk filsuf-filsuf yang ilmuwan. Semua kita yang lain, adalah filsuf sejati dalam arti menghayati kebenaran hidup sesuai amanat dari Sang Pemberi Hidup, TUHAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun