Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pegang dari sudut Filsafat

30 September 2020   10:54 Diperbarui: 30 September 2020   11:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pegang sesuatu. Tangan kita ada untuk pegang sesuatu. Setiap makhluk hidup, khususnya binatang dan manusia diberi tangan oleh Pencipta untuk pegang sesuatu. Tanaman pun diberi akar untuk pegang sesuatu, baik yang memanjat maupun yang tertanam di tanah. Pegang terus agar tidak jatuh. Ini hukum alam. 

Mau tegak, mau bertahan, mau hidup, harus pegang. Saling pegang tangan melanggar arus banjir, hal biasa agar tidak hanyut. Saling pegang tangan untuk saling menyelamatkan. Pegang titian, pegang pembatas, ada rasa aman. Burung yang hinggap di dahan pohon, biar angin kencang, tetap tidak jatuh karena jari-jarinya yang kuat erat pegang dahan. 

Pegang sesuatu untuk aman. Manula pegang tongkat agar tidak jatuh. Gembala pegang tongkat untuk mengusir binatang buas menjaga keselamatan kawanan hewan piaraannya. 

Komandan pegang tongkat tanda kuasa dan wibawa. Pejabat pegang jabatan untuk berkuasa dan melayani. Ibu pegang uang untuk belanja. Politikus pegang orang kuat untuk menang. Teman pegang rahasia teman, saling melindungi. Ada yang pegang-pegang, pegang obat,  ini ilmu hitam untuk mengguna-guna orang. Semua kegiatan pegang satu sama lain ini kegiatan manusiawi yang disadari sebagai tindakan penuh makna dalam hidup.

NAFSU dalam diri manusia mendorong manusia untuk menggapai apa pun saja yang ada di dekatnya supaya pegang dan tidak jatuh.  NALAR menunjukkan apa yang kuat untuk dipegang atau siapa yang tepat untuk dipegang.  NALURI mencari sesama untuk jadi orang kuat untuk dipegang dan pantas jadi pegangan.  

NURANI menenangkan diri manusia bahwa sudah aman karena sudah pegang sesuatu, pegang seseorang dan bahaya jatuh sudah lewat. Inilah kerjasama antara empat unsur dalam diri manusia, 4N (Kwadran Bele 2011), yang memampukan manusia untuk hidup aman sambil pegang sesuatu atau seseorang.

Manusia hidup bernegara dengan pegang KTP, Kartu Tanda Penduduk. Dengan pegang KTP ini, seseorang jadi warga negara yang aman karena terjamin hak-haknya untuk hidup di suatu negara. Ada petunjuk yang jelas bahwa setiap pribadi manusia harus pegang erat petunjuk Pencipta untuk hidup di dunia ini sebagai pribadi yang meniti titian menuju tepi seberang. Agama itu titian yang harus dipegang untuk hidup aman dan damai. 

Ada orang yang sengaja dengan kepala batu katakan tidak beragama. Itu hanya tipu diri. Karena sementara menyangkal adanya agama atau keyakinan apa pun saja untuk dipegang dalam hidup ini, pribadi yang mengaku tidak beragama, ada pegang kepercayaan yang dia ciptakan sendiri seperti orang buta yang kehilangan tongkat di tengah keramaian arus lalu-lintas menggapai ke sana-sini cari pegangan. NAFSU tuntun kita cari pegangan.  NALAR tunjuk pegangan yang tepat.  NALURI ajak pegang tangan sesama.  NURANI sadarkan kita untuk pegang hanya satu, Tangan TUHAN. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun