Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Jawab" dari Sudut Filsafat

24 September 2020   09:39 Diperbarui: 24 September 2020   09:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jawab karena dipanggil. Jawab tanpa dipanggil, aneh. Pakai telinga untuk dengar panggilan. Ada orang yang memanggil. Dia butuh jawaban. Yang dipanggil jawab dengan berbagai cara. Jawab dengan gembira atau kesal. Jawab dengan sepenuh hati atau setengah hati. Memang dirinya tunggu dipanggil atau kaget bahwa dipanggil. 

Jawab panggilan itu tergantung hubungan antara yang memanggil dengan yang dipanggil. Dua pribadi ada hubungan, entah baru atau lama, entah akrab atau renggang, tapi nyatanya satu memanggil yang satu dan simpul jalinan kedekatan ini terwujud dalam panggil dan jawab. Saling membutuhkan, saling memperhatikan. Jawab karena dengar panggilan, jawab karena kenal yang memanggil, jawab karena merasa dibutuhkan.

Jawab panggilan, langsung ditanya, dari siapa dan untuk apa.  Jawaban diberikan kepada pemanggil yang dikenal. Jawab sesuai dengan maksud dan tujuan si-pemanggil.  Jawab itu tindakan manusia yang muncul dari Nafsu, keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Langsung Nalar memberi isyarat untuk mengenal siapa yang memanggil dan memahami untuk apa dipanggil. 

Naluri mendorong untuk memberi jawaban atas panggilan dari orang yang memanggil. Nurani membisikkan ketenangan kalau jawaban akan mendatangkan kebaikan dan mengawaskan diri manusia kalau beri jawaban atas panggilan yang menjatuhkan. Kerjasama antara 4N (NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI, Kwadran Bele, 2011) menggerakkan seseorang untuk menjawab panggilan demi pemenuhan kebutuhan untuk hidup dan beranjak dari satu keadaan ke keadaan yang baru. 

Manusia beri jawab kepada manusia. Semua manusia beri jawab kepada DIA, PENCIPTA diri manusia. Hidup ini adalah jawaban atas panggilan dari DIA untuk hidup demi hidup itu sendiri. Setiap tarikan dan hembusan nafas adalah jawaban. Setiap langkah adalah jawaban ke arah YANG memanggil. Jawab tidak hanya dengan suara. 

Gerakan dan reaksi apa pun saja dalam hidup kita ini adalah jawaban kepada PENCIPTA kita dalam bentuk tindakan terhadap sesama dan alam. Tidak pernah DIA panggil kita untuk berbuat yang buruk. 

Selalu kita dipanggil oleh DIA  untuk menjawab guna memenuhi kebutuhan (NAFSU), menambah pengalaman dan pengetahuan (NALAR), membantu sesama (NALURI), mengasihi sesama dan DIA (NURANI). Jadi hidup ini bukan tunggu dipanggil, tapi sejak diri kita ada, sudah dipanggil, jadi JAWAB saja dan JAWAB terus. Jawab apa? Jawab dengan hidup yang baik. Jawab siapa? Yah, jangan tanya lagi: Jawab DIA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun