Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Sejuk" dari Sudut Filsafat

30 Juli 2020   17:03 Diperbarui: 30 Juli 2020   17:01 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejuk itu udara. Cucu saya, Peter, ada di Israel. Kursus pertanian. Hari Kamis, 30 Juli 2020, sore, di Timor jam 4 sore, kami dua kontak lewat wa. Peter bilang, di Irael, jam 11 siang. Suhu, 42 derajat Celsius. Wah, langsung saya berpikir, jangan sampai suhu inilah yang  menjadi salah satu penyebab Israel dan Palestina baku hantam terus. Mereka punya hati panas, otak panas, semuanya panas terus dan meletus setiap saat. Setiap orang suka udara sejuk. Rasa segar, nyaman. Rasa sejuk itu juga suasana.

Ada ungkapan, hati sejuk, keluarga sejuk, pertemuan sejuk.

Kata sejuk ini hanya disebut saja sudah membuat hati kita sejuk, otak sejuk, kata-kata sejuk, semuanya sejuk. NAFSU manusia merindukan udara sejuk, hati sejuk, suasana sejuk. NALAR manusia menjadi ringan, berpikir dengan tenang dan senang. NALURI manusia tergerak untuk berada dalam suasana yang sejuk saling peluk penuh keakraban. NURANI manusia jadi sejuk, teduh, merangkul dunia dalam dua rupa, inderawi dan surgawi. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Sejuk itu ada, tinggal direguk. Tanaman saja membutuhkan udara sejuk untuk bertumbuh. Apalagi kita manusia. Persaudaraan tumbuh dalam suasana sejuk. Tidak mungkin orang hidup bersaudara kalau hati tidak sejuk. Amarah dan dengki tidak ada dalam hati yang sejuk. Hati yang sejuk langsung remuk karena cemburu pangkal rusuh. Amarah membakar suasana dari sejuk ke panas membara. Perang pun terjadi karena para prajurit dibakar dengan bunyi genderang perang tinggalkan suasana sejuk berganti hati tertikam duri iri dan dengki.

Manusia jadi musuh satu sama lain. Ini tidak lain hanya karena gagal menciptakan suasana sejuk mulai dari hati ke otak atau sebaliknya dari otak ke hati. Suasana sejuk jadi panas biasanya karena NAFSU memperebutkan sesuatu begitu memburu sehingga NALAR dilanggar,  NALURI disingkirkan dan  NURANI dirantai. 

Suasana sejuk harus diciptakan oleh kita manusia dengan 4N: mengendalikan NAFSU, mengembangkan NALAR, mengandalkan  NALURI mendengarkan NURANI. Ini tidak berat. Tidak berbelit. Kitalah yang berkelit, saling bermusuhan itu barang biasa, manusiawi. Tidak, bermusuhan itu tidak manusiawi, itu hewani.

Masyarakat manusia pasti aman dan damai dalam suasana sejuk yang diciptakan mulai dari diri, keluarga, masyarakat luas, negara dan antar-negara. Apa susahnya untuk membuat suasana sejuk di dunia ini? Terlalu utopis? Tidak. DIA, PENCIPTA kita merencanakan adanya kita dan menyelenggarakan keberlangsungan hidup kita ini dalam suasana yang sejuk. Kita yang buat rusak. Jangan. Buatlah dunia ini sejuk mulai dari hati  sendiri yang sejuk dan terus sejuk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun