Ia mencatat waktu 5,98 detik di babak awal dan terus menjaga performa hingga babak akhir. Di laga perebutan tempat ketiga, ia menundukkan atlet asal Kazakhstan dengan waktu yang hanya terpaut 0,12 detik. Kiromal pun menambah koleksi medalinya dan memperkuat posisinya dalam peringkat dunia.
"Penting untuk terus menjaga performa dan mental. Hari ini saya tidak di puncak, tapi dua medali untuk Indonesia adalah kemenangan besar." ungkap Kiromal dengan rendah hati.
---
Menuju Olimpiade 2028: Harapan Besar dari Piala Dunia Bali
Dua medali perunggu ini bukan hanya simbol keberhasilan sesaat, tetapi menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam panjat tebing dunia, terutama menjelang Olimpiade Los Angeles 2028. Dengan panjat tebing yang kembali dipertandingkan di ajang olahraga terbesar dunia tersebut, Kadek dan Kiromal kini menjadi kandidat kuat untuk mewakili Indonesia.
Pencapaian ini juga mengundang perhatian Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang menyatakan komitmen mereka untuk memperkuat pembinaan dan dukungan kepada atlet-atlet muda.
"Ini momentum emas. Kita akan tingkatkan pelatihan, sarana, dan keikutsertaan dalam kompetisi internasional agar atlet kita lebih matang menghadapi Olimpiade," ujar Menpora Dito Ariotedjo.
---
Sorotan Dunia dan Kesuksesan Tuan Rumah
Selain prestasi atlet, Indonesia juga sukses sebagai tuan rumah. Penyelenggaraan Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali mendapatkan pujian dari Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC). Venue berstandar internasional, tata kelola event yang profesional, serta antusiasme penonton lokal dinilai memberi warna berbeda dalam rangkaian seri dunia tahun ini.
Dengan semangat kompetisi yang tinggi, kehangatan budaya lokal, serta prestasi nyata dari atletnya, Indonesia kini berada di panggung global --- tidak hanya sebagai peserta, tapi sebagai pemenang.