Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Pendidik, Penulis, dan Penggerak Literasi

Guru, penulis dan penggerak literasi yang percaya menulis adalah jejak sejarah diri sekaligus warisan nilai bagi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Bukan Sekadar Hobi: 3 Kekuatan Sunyi yang Bisa Mengubah Hidupmu

1 Agustus 2025   13:37 Diperbarui: 1 Agustus 2025   13:37 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca membuka jalan pulang menuju ketenangan yang tak bisa ditemukan di luar diri. |Foto: Freepik.com

"Saya membaca untuk tetap waras."

Dulu saya menganggap kalimat itu berlebihan. Hingga akhirnya, saya mengalami sendiri titik terendah dalam hidup.

Saat dunia terasa begitu riuh, tetapi batin justru hening, saya menemukan ketenangan dalam kalimat-kalimat indah di sebuah buku. Kata demi kata terasa menenangkan. Menyentuh luka batin yang tak terlihat. Seolah menggantikan suara-suara yang tak bisa saya sampaikan pada siapa pun.

Saya masih ingat malam-malam tanpa suara itu. Ketika segalanya terasa terlalu berat, saya membuka halaman demi halaman. Setiap kata seperti menyulam ulang daya tahan saya yang mulai koyak.

Ada keajaiban di sana.
Buku tidak menuntut saya menjelaskan perasaan. Tidak juga menyuruh saya segera pulih. Ia hanya hadir diam, sabar, dan setia menemani.

Dari pengalaman itu, saya sadar: membaca bukan sekadar kegiatan santai. Bukan pula pemanis estetika media sosial.

Ia adalah senjata, perisai, sekaligus penawar.

Membaca: Aktivitas Sunyi yang Melawan Arus

Di tengah derasnya video pendek dan notifikasi serta banjir informasi instan, membaca hadir sebagai perlawanan sunyi. Ritmenya perlahan, penuh perhatian, dan membutuhkan kesadaran penuh. Tak banyak aktivitas hari ini yang mengajak kita hening. Kebanyakan justru mendorong kita berlomba bicara, bereaksi, bahkan berebut perhatian.

Namun, membaca menempuh jalan lain. Ia mengajak kita masuk, bukan keluar. Menoleh ke dalam, bukan sekadar melihat ke luar.

Di tengah budaya yang menilai sesuatu dari kecepatan dan viralitas, membaca menjadi tindakan radikal meski tampak sederhana. Sayangnya, masih banyak yang menganggapnya sekadar hobi. Kegiatan tambahan yang boleh ada, boleh tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun