Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terlalu Lama Single Jadi Mudah Jatuh Cinta

25 November 2019   18:57 Diperbarui: 25 November 2019   20:41 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang paling menakutkan dari patah hati adalah perasaan bersalah mendalam, seolah pria meninggalkan wanita itu karena ada yang salah dengan wanita tersebut. Mulai memandangi cermin, bertanya di dalam hati. Apakah wajahku kurang cantik? apakah aku terlalu gemuk? apakah aku tidak murah senyum? apakah aku terlalu logis? yang paling parah :"apakah aku terlalu mandiri?"

Ini sesuai pengalaman juga, maret tahun ini aku mendepati teman SMA ku. Dia bekerja di salah satu perusahaan nasional plat merah. Aku tahu posisinya sudah lebih dari cukup untuk menghidupiku, tapi bukan itu yang aku lihat. Aku melihat dia sebagai sosok yang religius, kutebak kegiatannya hanya tiga : kerja ... kerja... dan kerja... Sesuai sekali dengan kriteriaku. Pekerja keras yang religius :D. 

Awalnya sangat menyenangkan, aku sangat bucin. Tiap pagi aku wa dia, sekedar mengucapkan "selamat pagi, selamat bekerja" siang hari aku akan mengirimkan video makan untuk  mengatakan selamat makan secara tersirat. Sayangnya dia tidak mengerti itu, dia pikir aku tidak ada kerjaan. Padahal aku hanya bersikap SKSD. Teman sendiri masak iya jaim... begitu pikirku.

Sayang sekali, inti dari proses pengenalan kami, dia tidak menyukai wanita mandri sepertiku. Dia merasa terintimidasi. Aku menangis 1 minggu lamanya. Menyalahkan diriku sendiri. Merasa bahwa aku sudah berbuat konyol selama ini. Malu, aku bahkan tidak sanggup menatap wajahnya kelak saat kami bertemu di gereja. 

parahnya akibat kompor teman makan di siang hari, dengan bantuan beberapa teman baik yang juga bekerja di tempat yang sama, aku mendapatkan nomornya kembali.

Kejadiannya sekitar bulan Juni tahun ini. Aku kembali menghubungi dia via WA, berfikir aku salah harus minta maaf dan kalo bisa memulai lagi dari nol. Sayang aku malah patah hati dan harus menangis lagi dua hari lamanya karena terlanjur malu, ternyata dia sedang mendekati seorang wanita. 

Aku single sekitar 9 tahun kayaknya. selama itu untuk bisa membuka hati sangat sulit. Aku bahkan sudah menyiapkan hati untuk tidak menikah. Berusaha membangun tameng yang sangat kuat untuk tidak memperhatikan pernikahan. 

Mamaku begitu kekeh memintaku untuk menikah, agar aku tidak kesepian di hari tua. Aku menangis kembali, kali ini cukup lama. Aku berontak dan protes kepada Tuhan, begitu berat rasanya harus memikirkan jodoh hanya karena usiaku memasuki angka 30 tahun ini.

Aku protes berkali-kali di dalam doaku. Aku protes karena rasa malu masih menjalan di pikiranku, aku protes karena merasa tidak akan ada orang yang mencintai wanita mendiri sepertiku. 

Hingga akhirnya aku menyerah dan berkata di dalam doaku. "oke kalo Tuhan mau aku menikah, akan aku coba untuk menjalin hubungan baru dengan seseorang. tapi Tuhan tahu aku tidak pandai bergaul, tolong bantu aku"

September aku dihubungi oleh sepupuku, aku ingat sekali saat itu aku sedang masak air di dapur. Baru pulang kuliah jam 6 sore. Aku diberikan link Linkln seorang pria berusia 35 tahun. Awalnya aku tidak terlalu suka, karena wajahnya terlalu batak menurutku :D. Tapi aku menurut, tidak baik menolak perkenalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun