Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya (Memilih) Resign

19 Desember 2017   14:30 Diperbarui: 19 Desember 2017   14:48 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Resign itu bukan bahasa asli indonesia. Itu diambil dari bahasa inggris. Artinya mengundurkan diri. 

Dari tahun ke tahun aku berfikir untuk resign. Bahkan tiap aku bangun tidur untuk bekerja mikirnya resign. Gila, tersiksa akunya.

Aku suka membaca. Hp selalu di tangan. Kebetulan aku kerjanya di salah satu perusahaan swasta sebagai marketing. Nemui dokter. Nunggunya bisa berjam-jam, kerjanya cuma 2 menit hehe. Aku pikir aku digaji untuk menunggu. Coba ya... selagi aku menunggu mr. Right digaji juga. Kan lumayan tuh duitnya kalo dikumpulin 28 tahun hahaha.

Back to kompas... ana

Selama berfikir untuk resign aku membaca banyak sekali artikel. Kebanyakan artikelnya membahas tentang keberanian untuk resign, rencana setelah resign, alasan untuk resign, sangat sedikit yang membahas tentang pikir-pikir dulu sebelum resign. Beberapa point yang suka nampil:

1. Habis resign liburan

Katanya penuhi passion kamu. Liburan ke tempat yang belum pernah kamu tuju. Kalo di kamar itu bukan liburan, itu kamaran haha. Idenya fresh, liburan... horeeee. Udah kebayang bakalan foto-foto trus dikasih caption "resign? Liburan aja". Mungkin bakal dapat banyak like bikin banyak temen iri dan pengen ikutan. Untuk resign kamu butuh dana hidup 6 bulan kedepan. Itu harus ada di rekening kamu. Jadi kalo biaya hidup kamu sebulan 4 juta, 6 bulan itu setara 24 juta. Biaya liburan murah bisa 1 rupiah  (parkir di mall pakai ovo ) sampai tak terhingga. Jadi siapin budged.

2. Pelajari hal baru

Kadang aku pikir. Dengan resign aku bisa punya banyak waktu belajar.  Belajar bahasa mandarin, bahasa korea, bahasa prancis, bahasa jerman bahkan bahasa Rusia. Belajar jahit, kejar beasiswa, melayani anak-anak Papua, juga belajar mencitai dia yang ada di Jakarta haha. Ini cita-cita sangat mulia bebs. Namun Periksa dulu waktu luang kamu, apakah disaat luang kamu berusaha mewujudkan satu diantara cita-cita mulia itu? Atau justru waktu kamu habis nonton film, tidur, main hp sampai mata kamu berair dan lelah dan lapar dan berair lagi lelah lapar lagi karena kamu online dari jam 8 pagi sampai jam 2 malam? Kalo masih iya, jangan mimpi pas resign kamu benaran belajar. 

3. Jadi freelancer

Udah buka situs freelancer.co.id? Udah pelajari? Aku udah. Angin seger nih, kira-kira begitu awalnya. Kamu hisa dapat uang bahkan dengan kerja di rumah, begitu iming-imingnya. Jika kamu penerjemah bahasa Italia, seorang pembuat website yang terpercaya, ahli editing, pakar marketing, bisa benerin saluran air,bisa jadi tempat bersandar (eh:D). Itu juga tidak tersedia di semua tempat, aku klik jambi... nihil. Aku klik Palembang... hanya 1. Aku klik Jakarta... banyak. Aku klik Papua, hanya 1... fotoin papua sebanyak 1000 foto itupun 2 bulan yang lalu. Kalo kemampuan pas-pas an dan punya peralatan pas-pas an. Pikir ulang, kamu butuh modal. Jangan bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun