Pajak Dihentak : Rakyat Bergolak
Dr. Petrus Palgunadi, MSi
Pengajar di Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Teknologi Solo (UKTS)
Rupanya Bupati Pati memang keras kepala, walau telah didemo puluhan ribu masyarakat, ia tetap yakin tidak semudah itu melengserkannya. Beberapa media bahkan memasang head line-nya “Sudewo Tak Mau Mundur”. Seolah siap menabuh genderang perang, ia sesumbar bahwa ia telah dipilih secara sah oleh masyarakat Pati. Ia bersikukuh bahwa ada mekanismenya untuk melengserkan sebuah jabatan Bupati. Begitu yakinnya Sudewo pada dewa yang melindunginya, sehingga ia tak peduli lagi dengan massa yang berdemo.
Namun Masyarakat Pati konsisten dengan perlawanannya. Seperti yang kita sudah lihat bahwa tepat 13 Agustus 2025, sejak pukul 10.00 sudah mulai berkumpul di depan kantor bupati. Semua menyuarakan satu tujuan, lengserkan bupati yang arogan.
Husien sang koordinator lapangan demontrans, hari itu benar-benar bagaikan Lionel Andrés Messi bintang sepak bola dunia sepanjang masa dari Argentina yang bertubuh kecil namun jago dalam menjebol gawang lawan. Seperti Messi, tubuh kecil Husein tak membuat nyalinya ciut oleh hardikan aparat keamanan yang bertubuh gempal.
Semua pendemo patuh pada aturan permainanya, karena semua tahu bahwa ia adalah pejuang yang teguh pada tujuannya. Meski basah kuyub terkena semprotan water cannon semangatnya untuk mengatur massa yang sempat ricuh tak pernah luruh. Ya, Husein adalah kapten yang sesungguhnya, bukan hanya kapten yang hanya bisa memprovokasi tapi juga mengatur stamina dan pertahanan pendemo.
Lalu bagaimana kalau Bupati Sudewo tak mau mundur karena dijaga oleh dewa-dewa? Seperti yang diungkapkan Husein, kalau tak mundur, maka akan muncul demo pelengseran jilid dua pada 25 Agustus 2025. Sebagai korlap yang mempunyai tanggung jawab, ia sekali lagi meminta kepada massa agar tidak merusak fasilitas umum.
Budaya resisten ini diakui oleh Bivitri Susanti, pengajar Universitas Indonesia. Dalam sebuah diskusi di Kompas TV Bivitri menggambarkan Kabupaten Pati sebagai bagian sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan, yang dipimpin oleh Samin Surosentiko tokoh legenda yang terkenal dengan ajarannya "sedulur sikep". Rakyat Pati melakukan perlawanan terhadap kebijakan pajak yang membebani rakyat. Jadi jangan main-main dengan masyarakat Pati ! Kini darah perjuangan Samin Surosentiko telah mengalir ke dalam tubuh Husein.
Sebaliknya, kini jabatan bupati yang dimiliki Sudewo sudah di ujung tanduk hanya gara-gara sikapnya yang arogan. Maka kini ia harus menanggung risikonya. Seperti lirik tembang anak-anak Gundul Pacul :
“Gundul-gundul pacul, gembelengen, nyunggi-nyunggi wakul gembelengan....wakul glimpang segane dadi sak ratan” – pemimpin yang yang seharusnya menjunjung tinggi amanah yang diberikan rakyat, tetapi malah sombong dan akhirnya terguling oleh kesombongannya sendiri.