Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagaimanakah menempatkan posisi diri ketika arus deras menggulung banyak orang memilih berlaku busuk, korupsi, markup dan merekayasa anggaran demi kepentingan diri, mengunggah berita bohong, dusta, suka nyinyir singkat kata jahat keliru ngawur mengacau memecah belah bangsa? Tidak maukah belajar mencermati nasib tragis hina penuh tangis tanpa air mata  para pemuka masyarakat dan pemuka agama yang terbongkar aib yang selama ini ditutupinya? Mampukah diri "ngli tanpa kli", berenang mengikuti arus tanpa hanyut, di tengah kejahatan tanpa menjadi jahat,  apalagi tenggelam dalam kejahatan? Maukah menjadikan Yesus sebagai inspirasi mengalahkan kejahatan?
Yang eling lan waspada, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas. Hidupnya penuh syukur,  sukacita,  semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Keoknya kejahatan!.