Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus, Kasih Terbesar Memberikan Nyawa-Nya!

9 Mei 2021   09:12 Diperbarui: 9 Mei 2021   09:22 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan, Minggu 9 Mei  21

Yoh 15:9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 

14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 

16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

 

Renungan

Sekitar dua puluh tahun lalu, seorang murid mengundang untuk menghadiri habede-nya. Saat diminta sambutan, saya tanya, siapa  paling berhak mendapat hadiah pada setiap habede? Kebanyakan mereka menjawab yang sedang berulang tahun. Saya cerita pertemuan dengan seorang bapak, yang dulu putrinya  jadi murid juga. Putrinya ini bekerja di daerah Kalimantan Timur.  Begitu jauhnya lokasi rumah  menuju rumah sakit, di perjalanan putrinya ini meninggal dunia saat mau melahirkan cucu pertamanya. 

Nah saat habede sejatinya menjadi saat mengenang kembali belasan tahun lalu. Di atas tempat tidur kamar bersalin ada seorang wanita, berjuang antara hidup dan mati, untuk kelahiran sang anak. Banyak ibu yang berdarah-darah meninggal sebagai"tumbal". Ibulah yang sejatinya paling berhak mendapat hadiah ultah.

Memberikan nyawa demi kelahiran sang putra merupakan resiko terbesar dari pilihan hidup perkawinan seorang wanita. Bacaan Injil hari ini menarasikan hal serupa. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" Resiko terbesar dari pilihan kasih Allah adalah memberikan nyawa, mencurahklan kehidupannya secara habis-habisan.

Orang beriman kristiani mewartakan sejarah pergaulan Allah dengan manusia adalah sejarah kasih-Nya. Penciptaan dunia seisinya adalah tanda kasih-Nya yang melimpah. Di antara ciptaan, "Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,. menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;  laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka."(Kej 1:27) Manusia begitu dikasihi-Nya sehingga diciptakan jadi citra-Nya yang amat baik.

Setelah manusia pertama, Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Allah berjanji "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kej 3:15). Allah tetap mengasihi dengan menyertai perjalanan hidup manusia pendosa.  Kejahatan manusia bertambah-tambah, maka terjadilah air bah. Nuh dipanggil Allah  "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini."(Kej 7:1)  

Selanjutnya dipanggilah Abraham "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:1-3).

Kemudian Allah memanggil Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Kel 3:6-7.10).

Dan setelah keluar dari Mesir tinggal di tanah terjanji, bangsa Israel tiba saat-Nya Allah masuk bumi manusia. "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta".(Ibr1:1-2)  Dalam Yesus Nazaret, Allah masuk ke dalam sejarah hidup manusia sebagai sesama manusia. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus." (Yoh 1:1.14.16-17). Jika Allah berkuasa turun jadi buku - nuzulul kitab - ,Allah juga kuasa turun jadi manusia, nuzulul insan. Allah menjadi satu dengan manusia dalam Yesus Nazaret. Bukan manusia jadi Allah loh!

 Yesus yang datang dari Allah membawa program-Nya "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya. (Luk 4:18-19.21) Tahun-tahun kehadiran Yesus adalah kedatangan tahun kasih, kasih yang membebaskan para tawanan dan tertindas, kasih yang mencelikkan mata si buta, kasih yang mengabarkan sukacita kebaikan bagi si papa hina.

 Kehadiran-Nya bawa petaka bagi Imam Besar, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, pemuka agama dan tua-tua Yahudi yang mabuk agama, yang miskin belas kasih. Resiko pilihan hidup Yesus mewartakan Bapa, Allah yang benar yang full belas kasih, menyeret-Nya ke kejahatan penodaan agama, penghujatan terhadap Allah , mensekutukan diri dengan Allah. Salib kayu palang mesti dipanggul-Nya. 

Golgota adalah puncak belas kasih Allah, sekaligus puncak kebengisan manusia mabuk agama. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" Darah-Nya tercurah habis-habisan. Belas kasih-Nya total, utuh, penuh, menyeluruh, tuntas, katam, paripurna. " Lewat Golgota, terjadilah Paskah. Yesus menjadi ibu bagi kelahiran manusia baru yang mengikuti jejak kaki-Nya di jalan belas kasih.

Dan buahnya adalah persatuan dengan Allah, keselamatan. "Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kis 4:12) .' Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: " Yesus Kristus  adalah  Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Flp 2:9-11)

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Pernahkah bersukacita, berbangga dan bersyukur memiliki Allah yang begitu besar belas kasih-Nya? Masih adakah alasan untuk kecil hati, ciut nyali melakoni kehidupan yang kasih-Nya begitu besar tiada henti menyertai? Bagaimana diri ini menjadi tanda, ayat-ayat, sakramen belas kasih Allah untuk keluarga, tetangga dan orang-orang sekitar? Yang berbelas kasih kehilangan nyawa, hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat, dalam keadaan apa pun, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun  sakit. Ini  misteri. Kasih terbesar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun