Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadi Kristiani, Ampuni 70x7x!

9 Maret 2021   11:29 Diperbarui: 9 Maret 2021   12:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 seperti

 kera.

Saya  tak menduga jika itu sebuah kalimat. "Kalau saya bercermin seperti kera" Semua teman sekelas tertawa terbahak-bahak. Saya menangis. Beliau tinggalkan ruang kelas dengan tenang, menang. Wauw mengerikan sekali. Betapa  sakit hati ini. Luka batin luar biasa. Direndahkan, dipermalukan dihadapan teman. Mengampuni sebuah karunia!

 Bacaan Injil hari ini bicara mengenai pengampunan.  Petrus memahami pengampunan itu ada batasnya.Ia mengira mengampuni sampai tujuh kali sudah sangat baik. Yesus mengoreksi visi Petrus "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." Untuk memperjelas visi-Nya, Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang berutang sepuluh ribu talenta. kepada raja dan dibebaskan karena belas kasih. Sementara hamba itu menangkap dan mencekik temannya yang berutang 100 dinar kepadanya. 

Jumlah hutang 100 dinar  begitu kecil dibandingkan hutangnya kepada raja 10.000 talenta Jumlah utang yang luar biasa besar Pajak yang dibayarkan oleh seluruh wilayah *Yudea, *Idumea, *Samaria, *Galilea, dan Perea setahun hanyalah 800 talenta. Satu talenta ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6000 dinar .Dinar mata uang Romawi. Satu dinar ialah upah pekerja harian dalam satu hari. Nilainya kurang lebih Rp 750,- sekarang. 

Perumpamaan ini mengajarkan kesabaran dan kemurahan hati Allah Sang Hakim, penuh pengampunan. Janganlah main hakim. Karena ketidakadilan, kedengkian, niat jahat, balas dendam, kekeliruan dapat menyelinap bergerilya dari dalam. Mesti ikuti doa Bapa kami, "ampunilah  kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada kami" .

Sudahkah bermurah hati, berbelas kasih seperti Allah ampuni? Kristianikah ungkapan tiada maaf bagimu? Adakah syarat yang diajukan untuk sebuah pengampunan? "Bapa, ampunilah ... karena tidak mengetahui apa yang diperbuat!" doa abadi untuk yang menjahati, jadikan hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat,  Ini misteri.Mengampuni,karunia ilahi, jadikan suci hati!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun