Mohon tunggu...
Bazlinfania
Bazlinfania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UMY

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pernikahan dengan Weton

3 Januari 2023   22:50 Diperbarui: 3 Januari 2023   22:53 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan adat Jawa (Dokumentasi Pribadi)

Suku Jawa adalah salah satu suku  dari keberagaman di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa suku Jawa adalah suku yang mendominasi masyarakat di Indonesia. Jawa sebuah pulau  yang memiliki kaya akan tradisi dan kebudayaan yang masih dijaga hingga saat ini. Salah satunya dari kebudayaan masyarakat Jawa yaitu pada penanggalan weton . Pandangan weton sudah menjadi ciri khas sebagian dari masyarakat suku Jawa. Hal ini digunakan oleh suku Jawa yang biasanya digunakan dalam penanggalan weton seseorang untuk dijadikan acuan dalam menentukan hari pernikahan seseorang.

Upacara pernikahan sudah dianggap menjadi sebuah acara yang sakral sehingga harus mengikuti tradisi yang sudah ada sejak dulu. Penanggalan weton pada masyarakat Jawa masih dipercayai oleh Sebagian masyarakat di Jawa, memang sudah tidak banyak karena percampuran dengan akulturasi budaya lain. Namun masih ada beberapa masyarakat yang menggunakan penanggalan serta masih mempercayai weton.

Arti dari Weton sediri adalah hari kelahiran. Jika dijelaskan lebih detail Weton sediri adalah suatu tanggal atau perhitungan hari lahir yang dipercayai oleh orang -- orang jaman dulu di suku jawa. Weton biasa dijadikan sebuah dasar untuk meramal baik atau buruk dari manusia termasuk mengenai pernikahan. Pernikahan yang menggunakan perhitungan weton biasa digunakan untuk meghitungan hari lahir antara kedua calon mempelai suami dan istri. Hal ini  lebih sering dimaknai dengan ramalan nasib masa depan dari kedua mempelai. Masyarakat Jawa berharap dengan adanya penanggalan weton ini dapat menimbulkan hal yang baik didalam kehidupan selanjutnya.namun tidak bisa dipungkiri juga jika hal yang diramalkan kurang bernasib baik. (Mintarsih, 2021)

Tradisi Jawa sendiri juga tidak bisa memisahkan antara agama dengan kebudayaan. Pada suku Jawa juga masih menggunakan kedua hal tersebut didalam tradisinya.seperti hal nya dalam artian Jodoh itu sendiri. Jodoh tetap ditangan tuhan. Karena tuhan sendiri sudah menjelaskan beberapa mengenai sesuatu yang kita tidak bisa memprediksi hal tersebut seperti kematian,jodoh dan rezeki. Dalam hal ini masyarakat Jawa sudah memiliki sebuah cara untuk meraih tiga hal tadi agar menjadi hal yang baik dan sesuai dengan jalan yang benar. Dalam ketiga hal tadi masyarakat Jawa akan menentukan penanggalan weton. Masyarakat Jawa biasany ada yang hanya dengan menghitung weton hingga ada yang melakukan sebuah acara tirakat.(Mintarsih, 2021)

Budaya dengan mempercayai perhitungan weton sendiri sudah termasuk kedalam kejawen. Kejawen sendiri adalah suatu Kejawen merupakan pencampuran antara Islam dan kepercayaan dari budaya tradisional Jawa yang telah melekat sejak ratusan tahun di masyarakat Jawa. Dengan demikian masyarakat Jawa selalu mengacu pada budaya leluhur yang turun menurun masyarakat Jawa sendiri menyebut para leluhur adalah leluhur yang sudah meninggal namun masih memiliki kekuatan tertentu.menurut masyarakat Jawa yang masih kental akan budayanya leluhur ini memiliki kekuatan tertentu. Apalagi jika orang yang telah meninggal tersebut memiliki ilmu yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang lainnya.(Mintarsih, 2021).

Daera Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan sebuah kota yang berada di Jawa Tengah.Yogyakarta sendiri masih sangat kental akan budayanya. Uniknya Yogyakarta sendiri masih menggunakan kedudukan kerajaan dalam memilih Gubernur DIY. Yogyakarta sendiri juga memiliki sebuah kraton yang masih di gunakan dan Sebagian tempatnya digunakan untuk objek wisata. Di Yogyakarta juga terdapat makam dari para leluhur kraton dan para raja sebelumnya yang terdapat di Imogiri Bantul. Karena hal tersebut beberapa masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta masih dekat dengan kebudayaan yang ada seperti kejawen. Memang tidak semua masyarakat di Yogyakarta mempercayai hal tersebut namun mayoritas masih mempercayai kejawen karena kejawen sendiri masih memiliki nilai dan norma yang baik untuk kehidupan manusia. Tidak hanya hal itu menurut beberapa orang kepercayaan terhadap kejawen sendiri adalah bentuk dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, hal-hal kejawen seperti pernikahan perhitungan dalam weton masih sering digunakan di Yogyakarta

Seperti yang terjadi di suatu desa kecil di salah satu daerah istimewa Yogyakarta yang masih kental akan budaya Jawa nya. Di beberapa daerah khususnya di Jawa memang masih kental dengan budayanya salah satunya dalam hal tradisi perhitungan weton  untuk pernikahan . di salah satu desa di Daerah Istimewa Yogyakarta masih ada yang menggunakan perhitung weton untuk menentukan tanggal yang sesuai dengan calon mempelai keduanya. Memang tidak semua yang menggunakan penanggalan weton ini akan percaya mentah-mentah dengan hasil ramalan tersebut namun terdapat beberapa masyarakat Jawa yang masih sangat kental dengan budaya nya sehingga masih tergolong percaya dengan hal seperti itu. Namun kejadian hal serupa sudah tidak asing lagi jika di bicarakan di daerah Yogyakarta. Seperti yang kita ketahui bahwa Yogyakarta sendiri masih melekat akan budaya Jawa yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun