Mohon tunggu...
BAYU NURHADI
BAYU NURHADI Mohon Tunggu... Dosen - FEBI UIN Salatiga

mencoba mengamati apa yang bisa saya amati dari perspektif dan sudut pandang saya

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Merubah Wajah Kota Solo Menjadi Metropolitan

8 September 2022   12:47 Diperbarui: 8 September 2022   17:41 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 92 m dari permukaan laut, Solo berbatasan di sebelah timur dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dengan Kabupaten Sukoharjo, sebelah Barat dengan Kabupaten Sukoharjo, dan sebelah utara dengan kabupaten Boyolali. Luas Wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km² sebagian lahan dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61 %. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar juga yaitu berkisar antara 20 % dari luas lahan yang ada.

Apakah mungkin Solo bisa dijadikan sebagai kota metropolitan…? Ini bisa saja terjadi, ini sudah terbukti dimana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Solo lebih cepat bila dibandingkan dengan kota-kota yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Bukan hanya itu saja, PAD (Pendapatan Asli Daerah) kota Solo 2,8% jauh lebih besar bila dibandingkan dengan ibukota Provinsi Jawa Tengah itu sendiri yaitu kota Semarang. Bahkan, isu-isu ataupun rumor yang berembang saat ini adalah Gubernur Jawa Tengah mau memindahkan pusat pemerintahan Jawa Tengah ke kota Solo. Perkembangan kota Solo saat ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Solo. Ini berawal dari konsep “Solo The Spirit Of Java” dimana konsep ini bukan saja sebagai slogan belaka namun mampu untuk direalisasikan oleh Pemerintah Kota Solo, kemampuan merealisasikan ini sudah terbukti dimana kota Solo mampu menyelenggarakan event-event setingkat internasional dan mampu menjalin kerjasama dengan Negara-negara Asing.

Layaknya kota-kota metropolitan lain di Negara-negara berkembang, kota Solo juga akan dihadapkan pada beberapa persoalan yang bersifat multidimensional. Oleh karena itu sebaiknya persoalan-persoalan tersebut harus mulai mendapatkan perhatian yang lebih serius.

Bila kota Solo mampu menjelma sebagai kota metropolitan, maka hal ini akan mempunyai efek ataupun dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari terciptanya kota metropolitan tersebut. Bukan hanya dampak yang besifat positif saja yang akan muncul tetapi dampak negative juga akan timbul.

Efek positif:

  • PAD (Pendapatan Asli Daerah) akan meningkat
  • Bila suatu daerah menjadi growth pole ini berarti tingkat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan meningkat sehingga akan memacu peningkatan PAD.
  • Terciptanya jalinan kerjasama dengan daerah hinterland (daerah sekitarnya)
  • Dengan menjadikan kota Solo sebagai kota metropolitan maka akan lebih memacu terciptanya kerjasama dengan inter-regional ataupun regional bahkan akan mampu menjalin kerjasama dengan luar negeri baik dibidang sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
  • Terciptanya pembangunan yang cepat
  • Secara otomatis bahwa semakin besar kota/daerah maka semakin cepat pula pembangunan yang dilakukan oleh kota/daerah tersebut. Hal ini untuk mengatasi masalah pertambahan jumlah penduduk yang akan dihadapi oleh setiap kota metropolitan. Pembangunan yang cepat ini juga akan berdampak positif pada perkembangan perekonomian.
  • Terciptanya sarana dan prasarana public yang memadai
  • Semakin berkembang suatu daerah maka mau tidak mau daerah tersebut juga harus meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana publik, hal ini ditujukan agar supaya tingkat kesejahteraan masyarakat terpenuhi.

Efek negatif:

  • Semakin terkikis nya culture atau kebudayaan asli daerah
  • Dengan semakin berkembangnya suatu daerah tanpa adanya filter maka akan dengan mudah untuk menyerap semua budaya asing yang akan masuk sehingga akan menimbulkan terkikis nya tatanan dan norma-norma adat/budaya yang telah berlaku.
  • Terciptanya spread effects sehingga menimbulkan disparitas antar wilayah
  • Selain memberikan dampak positif bagi kawasan hinterland kota metropolitan juga akan memacu terciptanya disparitas antar daerah di sekitarnya karena setiap daerah di sekitar kota metropolitan mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam menanggapi pertumbuhan tersebut dan juga terdapat perbedaan pula dalam mengelola ataupun memanfaatkan potensi yang tersedia baik itu SDA ataupun SDM.
  • Tergusur dan tersisih nya para pelaku ekonomi kecil (dalam hal ini pasar tradisional)
  • Semakin kota itu berkembang dan maju maka semakin kecil pula peran pasar tradisonal. Ini bisa terjadi karena tergantinya peran dan fungsi pasar tradisonal oleh mall, pasar swalayan dll. Padahal diketahui bahwa sebuah daerah bias dikatakan kota apabila daerah tersebut mempunyai sarana-prasarana yang memadai terutama di bidang transportasi dan tersedianya pasar.
  • Semakin tingginya pertambahan penduduk
  • Bila kota Solo menjadi kota metropolitan maka secara sadar atau tidak sadar masalah yang sulit untuk dipecahkan adalah pertambahan jumlah penduduk ini. Hal ini juga akan menimbulkan efek domino. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota Solo maka akan semakin sempit ruang kota Solo sehingga dibutuhkan tata ruang yang mampu mengakomodir semuanya. Pertambahan penduduk juga akan memicu terjadinya banyak pengangguran di kota Solo sehingga diperlukan penyediaan lapangan pekerjaan formal dll.
  • Tingkat kemacetan akan terjadi
  • Ini timbul akibat pertambahan jumlah penduduk yang berlebihan selain itu juga dapat terjadi dikarenakan arus lalu lintas baik barang ataupun jasa dari luar daerah ke kawasan nodal semakin tinggi.

Yang harus dilakukan untuk mewujudkan kota Solo sebagai kota metropolitan:

  • Perlu adanya filter agar supaya kebudayaan asli daerah tidak tergusur oleh perhadapan jaman dan juga oleh konsep metropolitan ini. Karena culture atau kebudayaan merupakan suatu asset dan menunjukan identitas bangsa kita.
  • Perlu adanya fasilitas sarana-prasarana publik yang bagus dan mampu mendukung perekonomian. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai maka akan mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian.
  • Adanya noda transportasi umum yang aman dan nyaman. Hal ini diperlukan untuk memecah arus kemacetan yang ditimbulkan oleh pertambahan penduduk.
  • Pembangunan yang harus berbasis amdal. Jangan sampai pembangunan hanya sekedar dilakukan tanpa mengabaikan dampak terhadap lingkungan ataupun jangka panjang yang akan dihadap. Karena selama ini pembangunan dilakukan dengan menghiraukan dampak terhadap lingkungan dan sekitar.
  • Pemerintah daerah dan seluruh masyarakat harus siap sedia dan mampu menjalin kerjasama dalam mendukung program tersebut. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun