Mohon tunggu...
Bayu Geni
Bayu Geni Mohon Tunggu... Editor - Blogger Independen

Tinggal di pinggiran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Doa untuk Mereka yang Tetap Bekerja dalam Ancaman Corona

9 Mei 2020   12:12 Diperbarui: 9 Mei 2020   12:05 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona telah membuat banyak orang tidak bisa bergerak bebas ke mana-mana. Apalagi dalam program PSBB, mobilitas memang dibatasi. Sekolah, perkantoran dan tempat usaha ditutup. Hanya beberapa hal dikecualikan.

Sarana kesehatan dan pelayanan publik tak boleh berhenti. Seberapa pun mereka takut dengan Corona, orang-orang ini harus berdiri di barisan terdepan. Merekalah pahlawan abad ini. Agar orang-orang yang berada di rumah itu baik-baik saja.

Dalam kondisi seperti itu, petugas lapangan PLN juga harus melakukan hal sama. Mereka harus keluar rumah, meninggalkan anak dan istri. Dan di sepanjang perjalanan itu bahaya mengancam. Setiap ayunan langkah yang mereka lewati, setiap ketinggian yang mereka naiki, Corona tak berbelas hati terus mengikuti.

Tidak banyak yang menyadari risiko ini. Sebagian orang hanya melihat petugas itu sebagai sistem. Mereka bekerja sesuai instruksi. Sebagai mesin. Padahal mereka juga manusia. Punya rasa takut, ada orang-orang yang sedang khawatir menunggu mereka pulang di rumahnya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Orang-orang lapangan adalah pihak yang paling rentan. Meski telah berhati-hati dan bekerja sesuai SOP, tapi keselamatan mereka menjadi taruhan. Segala hal tak diinginkan bisa terjadi kapan saja. Dan jika terjadi hal buruk, nama mereka hanya akan berkelebat di berita online. Tidak banyak yang benar-benar berduka.

Mereka akan dilupakan. Dianggap hanya bagian dari sistem yang harus terus-menerus bekerja. Tak boleh mengeluh, apalagi minta pengertian.

Risiko memang ada dalam setiap pekerjaan. Khusus untuk petugas lapangan PLN, kalau tersengat listrik atau jatuh dari ketinggian, barangkali adalah makanan sehari-hari. Ancaman yang telah mereka pahami sejak pertama kali memikul mandat sebagai petugas lapangan. Tetapi Corona adalah musuh yang tak kasat mata. Mereka bisa ada di mana-mana dan bertahan untuk waktu yang lama.

Ancaman itu bertambah mengerikan lagi, ketika petugas tersebut pulang ke rumah, bahaya menghantui keluarga mereka. Anak-anak polos yang tak tahu apa-apa. Istri mereka yang menunggu dengan setia.

"Menjaga pasokan" adalah bahasa teknis yang tak banyak dipahami oleh khalayak. Atau dengan istilah lain, "memastikan keandalan sistem". Di balik istilah itu ada banyak kejadian yang terlupakan. Mereka tidak membayangkan para petugas itu harus bergelantungan di tiang-tiang, berjalan jauh ke daerah pelosok, atau terancam paparan Corona.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun