Mohon tunggu...
Bayu Geni
Bayu Geni Mohon Tunggu... Editor - Blogger Independen

Tinggal di pinggiran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pasir Putih, Dusun yang Kini Bermandikan Cahaya

10 Maret 2020   18:01 Diperbarui: 10 Maret 2020   18:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wilayah Indonesia yang luas dan diikat oleh lautan, menjadikan sebagian daerah sulit untuk dijangkau. Apalagi jika infrastruktur memang belum memadai. Oleh sebab itu, pemerataan pembangunan adalah sebuah kerja keras seluruh elemen bangsa.

PLN sebagai salah satu perusahaan Negara memanggul tugas berat itu. Karena listrik adalah kebutuhan yang tak dapat disubtitusi. Listrik tak dapat diwakilkan kepada produsen lain. Dan kalaupun hendak membuat pembangkit sendiri, harganya sangat mahal.

Oleh sebab itu, Pemerintah menyadari satu hal, elektrifikasi harus dipercepat dengan segala cara. Selain telah mengirimkan Lampu Tenaga Surya Hemagt Energi sebagai permulaan, Pemerintah juga terus mendorong pengembangan jaringan PLN.

Memang tidak mudah menyambung pulau-pulau atau daerah perbukitan yang terisolir. Namun upaya untuk memberikan keadilan sosial tak boleh surut.

Sebagaimana di wilayah terisolir lain di Indonesia, di NTB ada banyak daerah yang belum tersentuh pembangunan. Salah satunya Dusun Pasir Putih. Sebuah dusun yang berada di pulau kecil bagian timur Pulau Sumbawa. Dusun tersebut masuk ke wilayah Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, NTB.

Lazimnya daerah yang terisolir, listrik dari PLN belum masuk ke dusun tersebut. Orang-orang hidup dalam keterbatasan.  Mereka menyalakan pelita dengan durasi terbatas. Hanya untuk menerangi aktivitas mendesak yang tak bisa menunggu esok hari. Kemudian ketika datang bantuan Pemerintah, orang-orang juga menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Bagi mereka yang cukup mampu akan membeli genset. Meskipun mereka harus membayar mahal untuk mengisi bahan bakarnya setiap hari. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan listrik bisa mencapai 1,5 juta per bulan. Listrik yang dihasilkan pun hanya untuk lampu penerangan dan televisi.

Kehidupan seperti itu mereka jalani dengan tabah. Harapan warga tentulah ingin setara dengan saudara-saudara mereka yang lain. Tapi kondisi alam dan jarak yang jauh dari ibu kota membuat mereka harus menahan diri.

Kabar baik akhirnya datang. Masyarakat di pulau tersebut bisa menikmati listrik. Tepatnya pada April 2019, PLN berhasil menyambung jaringan listrik ke dusun tersebut. PLN membangun jaringan listrik sepanjang 1,3 kilometer sirkuit (kms) untuk melistriki dusun terpencil tersebut. Saat ini sekitar 100 Kepala Keluarga sudah dapat menikmati listrik dari PLN.

Kehadiran listrik di Dusun Pasir Putih dengan sendirinya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Usaha-usaha baru akan segera bermunculan di sana. Nelayan yang sebelumnya hanya menjual hasil tangkapan, sekarang bisa membuat makanan olahan. Ikannya juga bisa disimpan di lemari pendingin. Sehingga mereka tak khawatir hasil tangkapan busuk.

Pembangunan jaringan listrik menuju Dusun Pasir Putih bukanlah kerja yang mudah. Karena harus melintasi perairan laut, sepanjang 450 meter, di antaranya melintasi perairan selat Sape. Hal itu mulai 200 meter dari PLTD Bajo Pulau ke Pulau Lansa dan 250 meter dari Pulau Lansa ke Pulau Dusun Pasir Putih.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun