Mohon tunggu...
Bayu Bondan
Bayu Bondan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang belajar jadi penulis

Burung merpati burung kenari | Rehat sejenak di dahan meranti | Biarkan saja pena menari | Dan lihat saja hasilnya nanti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kacamata

13 November 2017   10:18 Diperbarui: 13 November 2017   14:10 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tempo  hari, saya pernah menemukan beberapa perbincangan di medsos dengan tema  yang sama. KACAMATA. Mulai dari obrolan dengan rekan kerja seruangan,  status seorang Pak Eko Oesman, sampai cerita teman sekolah di grup WA  barusan.

Rekan kerja saya di ruangan memberitahukan kepada saya  bahwa beliau baru saja membeli KACAMATA paket lengkap, kalau diibaratkan  martabak spesial pake telur burung onta. Bagaimana tidak lengkap?  Kacamata tersebut ada minus, plus, bahkan silinder. Kayak nano-nano ya,  rame rasanya. Tapi, beliau bingung bukan kepalang.

"Kenapa saya  tetap harus pakai kacamata? Padahal kalau di Matematika, minus ketemu  plus jadinya nol. Jadi, harusnya mata saya normal dong."

"Mungkin karena kehadiran silinder selaku pihak ketiga, Bu," jawab saya sekenanya.

Berikutnya  ada status dari Pak Jiko yang berbagi kisah tentang kacamata. Beliau  punya tiga macam kacamata. Kacamata plus minus, kacamata baca, dan  kacamata kuda. Kalau yang disebutkan terakhir katanya khusus disiapkan  demi ummi tercinta.

Beliau juga cerita kalau saat Diklatpim ada  seorang rekan bernama Pak M. Amien yang menjawab "KACAMATA" ketika ditanya benda apa yang  senantiasa harus ada di dekat kita. Kalau saya ditanya seperti itu, maka  jawaban saya juga sebelas dua belas dengan Pak M. Amien. Benda yang  pertama kali saya cari saat bangun tidur adalah kacamata. Bahkan  hubungan saya dengan kacamata jauh lebih lama dibandingkan dengan  hubungan saya dengan anak mertua. Ya, saya sudah berkawan dengan  kacamata sejak kelas V SD sampai dengan sekarang.

Terakhir, cerita  teman sekolah di grup WA SMP dalam rangka reuni virtual ala kids zaman  now. Grup ini belum lama dibentuk sehingga masih banyak anggota baru  yang masuk. Nah, salah seorang teman saya yang baru saja gabung,  ternyata sekelas bareng saya saat SD, SMP, dan SMA. Setiap jenjang  sekolah ada grupnya sehingga di ketiga grup WA tersebut selalu ada  namanya. Beliau yang juga baru saja tahu tentang fakta yang ada lantas  berkomen ria.

"Nasib selalu mempertemukan kita kala itu, Bay. Oh  iya aku jadi inget waktu diminta bikin puisi pas SMP tentang benda  kesayangan dan kita diminta bacakan satu persatu di depan. Ternyata kita  berdua sama-sama bikin puisi judulnya KACAMATA. Amazing."

Saya  pun sontak mengubek-ubek file di kompi mencari sesuatu yang tak pasti.  Saya lupa-lupa ingat sepertinya pernah menyimpan memori puisi tersebut.  Setelah lima hari kerja tandanya besok libur telah tiba, Alhamdulillah  saya berhasil menemukan si KACAMATA.

Ku terbangun dari malam gelap nan panjang

Kutinggalkan belaian bunga tidurku seorang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun